Network
PIKIRAN RAKYAT - Tradisi Grebeg Syawal Tahun 2020 di Astana Sunan Gunung Jati Cirebon tetap digelar dengan mengedepankan pembatasan-pembatasan dalam menjalankan protokol kesehatan melawan virus corona Covid-19.
“Kami tetap melaksanakan tradisi Grebeg Syawal, tapi dengan berbagai pembatasan, seperti jumlah keluarga keraton yang ikut kegiatan itu juga dibatasi,” ujar Juru bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina pada Minggu, 31 Mei 2020 sesuai data yang diterima PikiranRakyat-Cirebon.com.
Diungkapkan Ratu Arimbi, dalam pelaksanaannya, Grebek Syawal tetap menerapkan protokol pencegahan Covid-19, seperti peserta menggunakan masker dan jaga jarak.
Baca Juga: Gelar Gaktibplin, Sejumlah Anggota Polres Cirebon Kota Dapat Teguran dan Dicatat Propam
“Kami memperhatikan protokol kesehatan seperti social distancing dan physical distancing. Kami juga akan menyedikan tempat cuci tangan sebelum masuk ke komplek pemakaman,” katanya.
Pihaknya menambahkan, disamping berusaha menjaga protokol kesehatan, seminimal mungkin tidak ada kontak dengan masyarakat. Begitupun setelah selesai, ia pun mengaku akan segera meninggalkan kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati.
Sementara itu, terkait ramainya warga yang hadir dalam Grebeg Syawal pada tahun-tahun sebelumnya, Arimbi menyampaikan, pihaknya tidak bisa melarang masyarakat yang akan datang, kedatangan masyarakat sendiri adalah sama untuk berziarah ke makam leluhurnya.
Baca Juga: Warga Cirebon Ditemukan Pingsan di Gubug Pinggir Jalan, Masyarakat Enggan Menolong Khawatir Covid-19
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah unuk menghindari kerumunan, jaga jarak dan menggunakan masker,” ungkapnya.
