"Adapun kelahiran beliau tahun 704 Aji Saka Lintang Wulan, adapun wafatnya sendiri tahun 102 Aji Saka Lintang Wulan," ceritanya.
Pria yang juga cucu dari Syekh Jago Haji Danuwarsi menambahkan, kala itu Eyang Danuwarsi sendiri adalah seorang yang rajin dalam bertapa dan menjadi guru para wali di tanah Jawa.
"Beberapa peninggalannya di Kramat Balong Sumber Kahuripan Cirebon sendiri, seperti adanya lokasi sumur kahuripan, lalu ada tajug Kramat, dan yang ketiga adanya kolam untuk pemandian dan makam Eyang Danuwarsi," jelasnya.
Baca Juga: Menikah Virtual di Tengah Pandemi, Surat Nikah Dikirim Kurir dan Tidak Ada Upacara Minum Teh
Raden menjelaskan ada beberapa nama dan julukan bagi Eyang Danuwarsi, seperti Syekh Jago, kemudian disebut juga Pangeran Geni, Kiai Semar dan berbagai nama lainnya, namun tetap satu orangnya.
"Syekh Jago Haji Danuwarsi, jika diurutkan masih keturunan dari Nabi Adam sebagai cucu ke sekiannya," tambahnya.
Dalam perjuangannya menyebarkan Islam, Syekh Jago kerap mengajarkan kebagusan, mendidik jati diri dan mengajarkan kebenaran.
Baca Juga: Viral Hujan Es Berbentuk Virus Corona di Meksiko, Sebut Peringatan Tuhan untuk Diam di Rumah
"Menjadi orang yang sabar dan orang yang welas asih, seperti contohnya langsung yaitu anak kesayangannya Pangeran Cakrabuana atau Pangeran Walang Sungsang, yang memiliki kepribadian welas asih," ujarnya.
Peninggalan dari Syekh Jago Haji Danuwarsi sendiri, biasnaya ramai dari berbagai daerah datang untuk beribadah tiap malam Jumat