Cek Fakta: Hoaks Warga AS Lakukan Penjarahan usai Ditetapkan sebagai Negara Kasus Covid-19 Tertinggi

- 30 Maret 2020, 16:16 WIB
HOAKS video aksi penjarahan oleh warga Amerika Serikat usai ditetapkan sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi.*
HOAKS video aksi penjarahan oleh warga Amerika Serikat usai ditetapkan sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi.* //Turn Back Hoax

PIKIRAN RAKYAT - Penyebaran wabah virus corona secara global masih terus bertambah. Merujuk data real time, World Meters mencatat ada 723.869 kasus hingga Senin, 30 Maret 2020 pukul 15:13 WIB.

Dari ratusan ribu kasus tersebut, Amerika Serikat menempati tempat pertama angka terinfeksi dengan 142.735 kasus, diantaranya 2.469 meninggal dunia dan 4.562 dikabarkan telah pulih.

Sejak ditetapkannya Amerika Serikat sebagai negara dengan penyumbang terinfeksi paling banyak didunia, alih-alih menetapkan lockdown, Presiden Donald Trump malah menuding sejumlah rumah sakit telah menimbun ventilator, yang menyebabkan banyak warganya meninggal karena tak tertolong.

Baca Juga: Viral Video Tak Senonoh Catut Namanya, Presenter Soraya Rasyid Geram

Ditengah situasi AS yang begitu mencekam, baru-baru ini beredar video memperlihatkan telah terjadi penjarahan di berbagai pusat pembelanjaan di AS, diduga respon panik masyarkat terhadap wabah corona yang sedang mengancam AS ini.

Video yang dimuat laman Facebook Ustadz Fahmi al-Anjatani ini dinarasikan dengan membandingkan kondisi Amerika Serikat kini dengan mempertanyakan bagaimana respon masyarakat Indonesia kelak, akibat merebaknya wabah ini dengan masif.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Bukittinggi akan Berlakukan Lockdown usai Satu Warga Dikonfirmasi Positif Covid-19

"Di Amerika sudah terjadi penjarahan dimana-mana. Akankah ini juga terjadi di Indonesia?," dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari tangkapan layar laman Facebook Ustadz Fahmi al-Anjatani.

Namun, setelah dilakukan penelusuran tim cek fakta Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), terkait klaim sebuah video yang menampilkan aktivitas penjarahan di Amerika Serikat akibat wabah virus corona adalah keliru atau salah.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Instagram @turnbackhoaxid, kejadian di video itu adalah bagian aksi kerusuhan dan penjarahan di negara bagian Veracruz, Meksiko pada Januari 2017 silam.

Baca Juga: Sambil Nostalgia, Berikut 10 Rekomendasi Film Indonesia yang Bisa Dinikmati Selama Work From Home

Diketahui, penyebab terjadinya penjarahan tersebut disebabkan karena kenaikan harga BBM sebesar 20,1 persen mulai 1 Januari 2017, lalu membuat sebagian warga Meksiko tak henti turun ke jalan.

Aksi protes melanda 28 wilayah di antaranya 32 negara bagian. Aksi massa tersebut diwarnai kericuhan serta penjarahan. Bahkan, dilaporkan hinga 6 Januari 2017, pihak kepolisian belum bisa mengamankan situasi.

Awalnya, aksi berlangsung damai. Namun, lama-kelamaan massa mulai tidak terkendali. Berbagai titik jalan diblokade. Mereka juga menjarah berbagai toko dan pom bensin.

Baca Juga: 30 Maret Peringatan Hari Film Nasional, Para Pembuat Film Berikan Ucapan

National Association of Self-Service and Department Stores (ANTAD) membeberkan fakta bahwa ada 250 toko yang dijarah oleh massa pada Kamis, 5 Januari 2017.

Tak hanya itu, mereka juga mengungkapkan bahwa penjarahan itu hanya dilakukan pada sejumlah toko yang masuk dalam daftar keanggotaan ANTAD. Jika ditotal secara keseluruhan, mungkin ada seribu toko yang dirusak dan dijarah massa di berbagai kota.

Baca Juga: Alih-alih Cegah Virus Corona, WHO: Jangan Semprot Disinfektan Langsung ke Badan Seseorang, Bahaya!

Maka, berdasarkan data yang berhasil dihimpun PikiranRakyat-Cirebon.com, klaim yang menyebut aksi penjarahan warga AS sebagai bentuk respon cepat akibat wabah virus corona adalah keliru atau salah. Dan video yang dinarasikan seperti demikian masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Akun Ustadz Fahmi al-Anjatani (fb.com/FahmiAnjatan) mengunggah sebuah video dengan narasi yang menyebutkan di Amerika Serikat sudah terjadi penjarahan mal. Adapun, dalam video tertera teks yang menyebutkan penjarahan itu dampak dari virus Corona atau wabah COVID-19. . Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa video itu adalah video penjarahan di Amerika karena ketakutan akan virus Corona COVID-19 adalah klaim yang salah. . Kejadian di video itu adalah bagian aksi kerusuhan dan penjarahan di di negara bagian Veracruz, Meksiko pada Januari 2017. Salah video dengan kualitas lebih jernih diunggah di kanal Youtube Fernando M J dengan judul “Saqueo a Chedraui Ponti en Veracruz, Ver. – Mexico VIDEO ORIGINAL” pada 5 Januari 2017. . Kenaikan harga BBM sebesar 20,1 persen mulai 1 Januari 2017 lalu membuat sebagian warga Meksiko tak henti turun ke jalan. Aksi protes terjadi di 28 di antara 32 negara bagian. Aksi massa tersebut diwarnai kericuhan serta penjarahan. Hingga kemarin (6/1/2017) kepolisian belum bisa mengamankan situasi. . Awalnya, aksi berlangsung damai. Namun, lama-kelamaan massa mulai tidak terkendali. Berbagai titik jalan diblokade. Mereka juga menjarah berbagai toko dan pom bensin. Kamis waktu setempat (5/1/2017), National Association of Self-Service and Department Stores (ANTAD) membeberkan bahwa ada 250 toko yang dijarah oleh massa. Yang diungkapkan itu hanya toko-toko dan department store yang masuk dalam daftar keanggotaan ANTAD. Jika ditotal secara keseluruhan, mungkin ada seribu toko yang dirusak dan dijarah massa di berbagai kota. . Sumber: Afp.com Youtube.com Detik.com Liputan6.com Jawapos.com #turnbackhoax #Mafindo #Mafindo2020 #coronavirus #dirumahaja

A post shared by MAFINDO - Turn Back Hoax (@turnbackhoaxid) on

***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: World Meter Coronavirus Turn Back Hoax MAFINDO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x