Pemerintah Rencanakan Harga Gas Elpiji 3 Kilogram Naik, Masyarakat Cirebon: Asal Tetap Menyasar ke Penerima Kurang Mampu

- 14 Februari 2020, 17:48 WIB
AWAK armada truk dari sebuah perusahaan agen elpiji tengah menurunkan gas melon di sebuah pangkalan di Desa Sukaraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka beberapa hari lalu.*/TATI PURNAWATI/KABAR CIREBON
AWAK armada truk dari sebuah perusahaan agen elpiji tengah menurunkan gas melon di sebuah pangkalan di Desa Sukaraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka beberapa hari lalu.*/TATI PURNAWATI/KABAR CIREBON /TATI PURNAWATI/KABAR CIREBON/
 
PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah mewacanakan akan menaikan harga gas elpiji ukuran tiga kilogram pada bulan September tahun 2020 nanti. Wacana kenaikan tersebut banyak menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
 
Berbagai polemik tersebut hadir juga di kalangan masyarakat Cirebon. Mereka menyatakan pro dan kontra soal kenaikan harga gas elpiji tiga kilogram.
 
Hal serupa diungkap oleh salah satu pedagang gorengan Ida yang berharap tidak adanya kenaikan tersebut karena akan berdampak pada naiknya kebutuhan pokok lain.
 
 
"Dampak lainnya akan sulit dicari di agen-agen, tentunya ini membuat masyarakat, khususnya pedagang yang berbahan baku gas akan resah, " kata Ida sambil menjajakan gorengannya di Jalan Kesambi Kota Cirebon. 
 
Ida yang juga berjualan nasi lengko ini, sangat tidak setuju jika harga gas naik. Menurutnya, bagi pedagang kecil sepertinya, gas melon sangat dibutuhkan karena mampu mencukupi kebutuhan selama tiga hari. 
 
Hal yang sama diungkap pedagang mie ayam, Siti, dirinya kurang setuju, lantaran kebutuhan gas sebagai pengganti minyak tanah, sangat dibutuhkan dalam menunjang jualannya.
 
 
"Saya juga berharap tidak naik harganya. Karena kalau naik, nanti gimana? Pasti berimbas juga pada kenaikan barang yang dijualnya, sedangkan itu apakah siap diterima oleh konsumen atau tidak kan belum tahu," ujar Siti.
 
Di Kabupaten Cirebon tepatnya di Kecamatan Tengahtani, pedagang Mie Ayam justru setuju terkait kenaikan gas elpiji ukuran tiga kilogram tersebut.
 
Para pedagang mie ayam menyatakan kenaikan tersebut asal bisa dinikmati manfaatnya oleh masyarakat kurang mampu.
 
 
"Untuk sekarang saja harganya bervariasi, ada Rp 20.000-22.000, kalaupun naik naiknya paling sedikit antara Rp 1.000 sampai Rp 2.000 saja.
 
"Tapi tidak tahu juga akan naik berapa harganya," kata Alim warga Desa Kalibaru, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon.
 
Dipantau PikiranRakyat-Cirebon.com, wacana ini menyusul adanya rencana dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang akan mencabut subsidi elpiji 3 kilogram. 
 
 
Subsidi tak lagi diberikan per tabung, melainkan langsung ke penerima manfaat. Nantinya, harga jual gas melon ini akan disesuaikan dengan harga pasar.
 
Jika benar, diperkirakan harganya bisa mencapai Rp 35.000 per tabung. Kebijakan ini ditargetkan akan dimulai pada pertengahan tahun ini.
 
Diharapkan subsidi elpiji tiga kilogram bisa lebih tepat sasaran, terlebih menyasar langsung kepada penerima manfaatnya, yaitu masyarakat miskin.***
 

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x