Kunjungan Wisatawan Meningkat, Cirebon Jadi Rentan Penyebaran HIV-AIDS

- 4 Desember 2019, 11:14 WIB
Peserta mengikuti parade budaya dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia di Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (1/12/2018). Dalam parade tersebut para peserta mengkampanyekan bahaya Penyakit HIV/AIDS.*
Peserta mengikuti parade budaya dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia di Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (1/12/2018). Dalam parade tersebut para peserta mengkampanyekan bahaya Penyakit HIV/AIDS.* /ANTARA/

CIREBON (PR)- Naiknya angka kunjungan wisatawan yang tinggi, menjadikan Kota Cirebon sebagai daerah yang rentan terhadap penularan HIV/AIDS.

Apalagi belakangan ini, Kota Cirebon menjadi kota favorit di wilayah Jawa Barat sebagai tujuan wisata dan bisnis.

"Naiknya pamor Kota Cirebon sebagai kota tujuan baik pariwisata, pendidikan, bisnis dan sebagainya, menjadi dilema tersendiri. Satu sisi, naiknya tingkat kunjungan wisata bagus untuk meningkatkan aktivitas ekonomi warga. Namun di sisi lain, menjadikan Kota Cirebon rentan terhadap penularan HIV/AIDS," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cirebon Sri Maryati.

Baca Juga: Jamin Kemanan, CCTV Warga Wajib Terkoneksi Comce Pemkot Cirebon

Diakui Sri Maryati, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya jumlah penderita HIV/AIDS tahun 2019 ini mengalami penurunan.

Namun, tetap saja dengan peningkatan angka kunjungan wisatawan, angka resiko penularan juga semakin meningkat.

Apalagi, lanjutnya, saat ini ada pergeseran faktor resiko penularan dari yang semula akibat penggunaan jarum suntik pengguna narkoba, bergeser ke resiko penularan melalui hubungan seks bebas, baik yang hetero maupun yang homoseksual.

Baca Juga: Dianggap Merugikan, Pemkot Cirebon Diminta Bubarkan PD Farmasi

Menurutnya, sampai Oktober 2019 jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Cirebon mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. 

Berdasar catatan di KPA Kota Cirebon, tahun 2019 tercatat sebanyak 70 kasus baru, sementara tahun 2018 ditemukan sebanyak 115 kasus.

Pemerintah Kota Cirebon menargetkan bebas HIV/AIDS pada 2030 mendatang. Untuk itu KPA dan Dinas Kesehatan terus berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi di semua lini, mengenai resiko penularannya termasuk dari perilaku seks berisiko.

Baca Juga: Kejar-Kejaran Seperti di Film, Dua Perampok Ditangkap Usai Tabrak Tiang Listrik

"Karena paling banyak penyakit ini menular dari hubungan seks bebas, baik yang hetero maupun yang homoseks," katanya.

Namun, ia memastikan, pihaknya bersama instansi terkait berkomitmen untuk mencegah dan menanggulangi penularan HIV hingga tahun 2030 Cirebon bebas HIV.

"Tahun 2030 kita berkomitmen tidak ada lagi new infection HIV/AIDS," ujarnya.

Baca Juga: Kena Tilang di Cirebon, Bayar Denda dan Pengiriman Barang Bukti Bisa di Kantor Pos

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto menyatakan, tindakan pencegahan dan penanggulangan komprehensif tengah dilakukan oleh instansi terkait, untuk mewujudkan Cirebon bebas HIV/AIDS pada 2030 mendatang.

"Kita bisa lihat bagaimana mereka mendeteksi, mencegah, atau merespon kasus HIV/AIDS sangat kuat. Kita tidak ingin ada infeksi baru, tidak ada kematian, bahkan tidak ada stigma atau diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS," katanya.

Baca Juga: Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tidak Mampu Tutupi Potensi Defisit

Ia menambahkan, tingginya mobilitas yang dilakukan setiap individu menjadi penyebab tingginya angka penyebaran dan penularan HIV/AIDS, terlebih dengan perilaku seks berisiko.

"Sekarang semua jenis kalangan masyarakat beresiko untuk tertular. Faktanya saat ini kelompok berisiko tinggi bukan hanya pada PSK, transgender, atau waria tapi laki-laki juga berpeluang karena man, money, macho, environment, and mobile berpeluang ikut mendistribusikan penyebarannya," tuturnya.***

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x