Tindakan dan Perawatan Terhadap ODGJ Pengaruhi Proses Penyembuhan

- 26 November 2019, 10:12 WIB
Tim dari Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor (kiri) memberikan obat kepada pasien ODGJ dan keluarganya, seusai diterima anggota dewan, sejumlah kepala dinas dan pihak terkait di ruang Griya Sawala gedung DPRD Kota Cirebon, Senin (25/11/2019). Sebanyak 32 ODGJ warga Kota Cirebon dikembalikan kepada keluarganya setelah dirawat selama sebulan di RSMM Bogor.
Tim dari Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor (kiri) memberikan obat kepada pasien ODGJ dan keluarganya, seusai diterima anggota dewan, sejumlah kepala dinas dan pihak terkait di ruang Griya Sawala gedung DPRD Kota Cirebon, Senin (25/11/2019). Sebanyak 32 ODGJ warga Kota Cirebon dikembalikan kepada keluarganya setelah dirawat selama sebulan di RSMM Bogor. /ANI NUNUNG/PR/

CIREBON, (PR).- Mihati (27) warga Kelurahan Karyamulya Kota Cirebon terlihat sumringah ketika diminta maju ke depan, untuk menceritakan pengalamannya selama sebulan dirawat di RS Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor.

Di hadapan anggota dewan, sejumlah kepala dinas dan unsur lain yang menerima kedatangan Mihati dan teman-temannya di ruang Griya Sawala gedung DPRD Kota Cirebon, Mihati bercerita kegiatannya saat dirawat di RSMM.

Mihati mengaku paling senang saat berkaraoke menyanyikan lagu dari penyanyi favoritnya, untuk mengisi waktu luang.

Baca Juga: Festival Tajug 2019 Dorong Peran Masjid Sebagai Pusat Peradaban

"Paling seneng kalau karaoke nyanyi lagu Zaskia Gotik atau Siti Badriah. Subuh saya salat subuh, kemudian senam, kadang baca buku di perpustakaan," tuturnya Senin (25/11/2019).

Semua pertanyaan yang diajukan kepadanya dijawab dengan runtut dan jelas. Dari ceritanya, jawabannya, serta gestur tubuh dan raut mukanya, tidak ada tanda-tanda sedikitpun dia memiliki gangguan jiwa, apalagi sampai mendapat perawatan di rumah sakit.

Mihati yang mengenakan kerudung besar warna biru tua menjadi salah seorang dari 32 pasien ODGJ (Orang Dalam Gangguan Jiwa) asal Kota Cirebon, yang diterima kembali setelah menjalani perawatan di RSMM selama sebulan.

Baca Juga: Saluran Air Tertutup, Warga Keluhkan Proyek Pemasangan Jaringan Gas

Lain lagi cerita Roby Sugara yang mengaku siap menjalani kehidupan baru di kampung halamannya di Kampung Karangdawa, Kelurahan Pegambiran, Kota Cirebon.

Selama satu bulan dirawat, mereka rutin menjalani terapi diselingi berbagai macam kegiatan, dari mulai senam pagi, beribadah seperti salat dan pengajian, membaca buku di perpustakaan, sampai bersantai sambil berkaraoke.

Roby menderita ODGJ sekitar 2004. Menurut sang kakak, Taufik, Roby pernah berkelahi dengan preman hingga kepalanya dipukul.


"Mungkin sarafnya terganggu akibat pukulan di kepala, sehingga jiwanya ikut terganggu," katanya.

Menurut promotor kesehatan jiwa RSMM, Iyep Yudiana, yang ikut mengantar ODGJ, status mereka adalah pulih terkontrol. Pulih secara fungsi fisik, mental, sosial dan psikologis.

Dalam artian, fisik mereka berfungsi, mau bersalaman, bisa bercerita dan kalau ditanya jawabannya nyambung dengan pertanyaan.

Baca Juga: Kerajinan Kerang Asal Cirebon Berjaya di Pasar Global


"Namun mereka masih tetap harus rutin minum obat dan kontrol secara teratur, untuk menjaga agar tidak kambuh," katanya.

Mereka, katanya, sudah dirawat dan sudah melewati empat tahap penanganan yakni kedaruratan, akut, intermediet, tenang dan rehabilitasi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto, mengungkapkan, meski sudah dirawat ODGJ harus rutin minum obat selama hidupnya.

Baca Juga: 3 Makanan Khas Cirebon dengan Cita Rasa Khas yang Harus Dicoba


Kalau tidak minum obat, mereka akan mulai gelisah, tidak bisa konsetrasi, susah tidur, ingin keluyuran, tidak mampu kendalikan emosi, mudah marah, mengurung diri di kamar, ketawa-tawa sendiri. Dan kalau dibiarkan bisa menyerang dan melakukan tindakan berbahaya akibat halusinasinya.

"Selain harus minum obat dan kontrol teratur, perlakuan keluarga atau orang-orang dekatnya juga mempengaruhi kambuh tidaknya pasien ODGJ," katanya.

Dikatakannya, ODGJ juga manusia biasa yang butuh perhatian dan perlakuan sewajarnya yang tidak dibeda-bedakan dengan anggota keluaga lainnya.

Baca Juga: Pemuda Asal Cirebon Sulap Limbah Kayu Jadi Cincin Karakter Wajah, Ada Jokowi Hingga Gusdur

Menurutnya, ODGJ juga ingin dihargai seperti orang sehat, tidak dikucilkan dan tidak dibedakan dengan anggota keluarga yang lain. Bahkan diperlakukan istimewa juga jangan.

"Ajak mereka melakukan kegiatan sehari-hari libatkan dalam kegiatan sederhana misalnya ke pasar atau berkebun. Kalau salah sedikit jangan ditertawakan," katanya.***

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x