Sampah Plastik Jadi Jam Tangan Estetik

- 24 Juni 2022, 19:03 WIB
Kreatifitas sebagian generasi muda Kota Bandung dalam mendaur ulang sampah, khususnya plastik,  menjadi produk bernilai tinggi./pikiran-rakyat.com
Kreatifitas sebagian generasi muda Kota Bandung dalam mendaur ulang sampah, khususnya plastik, menjadi produk bernilai tinggi./pikiran-rakyat.com /
SABACIREBON -Kota Bandung benar-benar pantas menyandang julukan kota kreatif.
 
Kreativitas warganya di berbagai bidang bermunculan tanpa henti. 
 
Kreativitas bisa muncul kapan saja, di mana saja, oleh siapa saja, dan dalam suasana apa saja.
 
Sebagaimana pula yang dilakoni Sae. Sae adalah lulusan Fakultas Sastra Arab Universitas Padjadjaran. Tidak ada relasi antara basic education dengan pasion yang sekarang digelutinya.
 
 
Sae bersama dua temannya, Yahya dan Regi, menyulap sampah sampah pundi pundi bernilai jutaan rupiah.
 
Sebagai bentuk terima kasih kepada bumi, tiga pemuda ini mengolah sampah plastik menjadi produk jam tangan yang layak dengan nama brand 'Newhun'. 
 
Sae, salah satu pendiri Newhun berbagi kisah perjalanan panjangnya produk ini pada tim Humas Kota Bandung yang menyambanginya ke Jl. Sabang 2A Cihapit Bandung. 
 
 
"Awalnya dari keresahan. Kalau pulang ke rumah pasti lewat TPS di pinggir jalan yang penuh. Rasanya kok ganggu banget melihat sampah yang menumpuk itu," tutur Sae.
 
Sae pernah ikut kegiatan sosial bantar gebang. Truk sampah tiap menit datang dengan muatan melebihi kapasitas. 
 
Sae berpikir, kalau di ibu kota saja pengolahan sampah seperti itu, bagaimana dengan daerah lainnya.
 
 
Sae pun akhirnya melakukan riset untuk mencari cara mengolah sampah plastik agar memiliki fungsi dan nilai ekonomi. 
 
"Sudah 2,5 tahun saya melakukan riset sebelum akhirnya Newhun berdiri pada 5 Mei 2022. Setelah itu, saya ajak Yahya dan Regi juga untuk ikut jadi founder brand ini," ujar Sae . 
 
Yahya berlatar pendidikan manajemen, sedangkan Regi jebolan arsitektur arsitektur.
 
Proses produksi setiap Senin-Jumat. lambat, Newhun pun mulai tumbuh, bertambah pula personel yang ikut mengembangkannya. 
 
 
"Ada Dian yang gabung jadi Manager Operational. Lalu kami juga rekrut satu orang karyawan. Kebetulan ada dua orang yang mau jadi volunteer. Jadi sekarang totalnya kami sudah bertujuh di sini," lanjutnya. 
 
Namun, meski begitu, ia kerap turun ke lapangan mengikuti beragam kegiatan sosial lingkungan. Inilah yang menjadi inspirasi Sae untuk membuat produk dari sampah plastik.
 
Proses pembuatan produk Newhun pun tak bisa dibilang mudah. Mulai dari memilah sampah, mencuci, mencacah, injeksi/melting, cetak, dan merangkai. Bagi Sae, tahapan tersulit adalah saat proses memilah dan mencuci sampah. 
 
 
"Sampah plastik itu ada 7 jenis dan harus kita pisahkan sesuai jenis dan warna.
 
Setelah itu dilakukan dengan cara manual. Mengeringkannya juga masih manual pakai sinar matahari. Kalau tidak ada matahari, ya bisa sampai dua hari baru benar-benar kering," jelasnya. 
 
Tak hanya itu, tantangan pun mereka temukan saat melakukan pencetakan. Alat press yang masih manual membuat pencetakan kerap mengalami kegagalan. Dari 10 produk yang dibuat pada hari itu, lima di antaranya gagal.
 
 
"Seringnya bahan memenuhi isi beton. Malah dulu kita dari 10 produk, cuma satu yang berhasil," ucapnya sambil menunjukkan tumpukan boks berisi produk yang gagal.
 
Dari tujuh jenis sampah plastik, biasanya bahan-bahan seperti alat makan plastik sekali pakai, kresek, botol sabun, botol shampo, tutup galon, tutup botol, juga sampah plastik lainnya jenis DPE atau PEDH (High Density Polyethylene), LDPE atau PE-LD (Low Density Polyethylene), PP (Polypropylene), dan PS (Polystyrene) yang sering digunakan untuk membuat produk-produk Newhun. 
 
"Makin keras, justru makin mudah dicacah. Kalau plastik yang halus itu susah dicacahnya," akunya. 
 
 
Untuk satu item jam tangan membutuhkan plastik 150 gram. Lalu, selai meja memerlukan 150 gram plastik. Sedangkan, jam dinding terbuat dari 500 gram plastik. 
Selanjutnya, tatakan gelas, terbuat dari 80 gram plastik. Kemudian, meja berukuran 1x1 meter dengan tebal 20 mm membutuhkan plastik 25 kg. Lalu, meja dengan ketebalam 10 mm memerlukan 15 kg plastik.
 
"Sehari kalau pakai mesin injeksi kapasitas sekarang bisa bikin 14 bentuk. Jam meja bisa bikin 7 item. Jam dinding, jam tangan, meja itu cuma bisa jadi satu per hari.
 
 
Apalagi jam tangan itu lebih sulit karena detail produk dengan banyak," jelas Sae. 
 
Ia mengaku tak sulit mendapatkan bahan sampah plastik. Bahkan, sampah itu datang dengan sendirinya ke lokasi mereka. Biasanya mereka memperoleh sampah plastik dari orang terdekat dan warga di Kelurahan Cihapit. 
 
"Tapi kami tidak buka penerimaan sampah karena pasti akan membludak, tempat ini tidak akan cukup," tuturnya. 
 
Sae juga mengatakan, rata-rata dalam sebulan Newhun bisa menjual 20 item produk. Namun jumlahnya masih sangat fluktuatif. Bahkan, ada juga masanya dalam sebulan mereka tidak mengeluarkan barang sama sekali. 
 
 
"Tapi ada juga yang sekali pesan jam meja itu sampai 70 pcs. Lalu ada yang pesan medali sampai 100 pcs," katanya. 
 
Meski pasang surut, omzet Newhun di tahun 2021 hampir mencapai Rp100 juta. Bahkan, di tengah tahun ini sudah menyentuh Rp 50 juta. 
 
Untuk kisaran harga produk sangat bervariasi, tergantung dari tingkat kesulitan pembuatan. Produk paling murah adalah tatakan gelas, berada di harga Rp 35.000. Lalu, jam meja seharga Rp149.000. Kemudian jam dinding seharga Rp 279.000. 
 
 
"Kalau jam tangan sekarang ada promo, masih Rp 799.000, normalnya di Rp1,3 jutaan. Terus kalau kursi harganya Rp 980.000. Meja kotak harganya Rp1,3 juta dan meja belajar yang lebarnya semeter itu di Rp1,5 juta," papar Sae. 
 
Jika Anda ingin memesan produk Newhun bisa melalui akun instagramnya @newhun.recycle dan Whatsapp. Namun, dalam waktu dekat ini, Sae dan mempersiapkan produk ready stock untuk dimasukkan ke dalam e-commerce. 
 
Di akhir pembicaraan, terutama, untuk memulai sebuah usaha, di bidang seperti geluti, perlu banyak perhitungan dan persiapan.***
 
 
 
 

Editor: Aria Zetra

Sumber: Humas Kota Bandung


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x