Ini Sebabnya Kota Bandung Layak Jadi Kota Angklung

 

SABACIREBON-Angklung sudah begitu akrab dengan warga Bandung.

Angklung merupakan alat musik berbahan dasar bambu. Bukan bambu kebanyakan tapi bambu khusus.

 

Angklung dikenal juga di berbagai negara, terutama di Eropa. 

Sempat pula negara jiran mengklaim, angklung sebagai karya budaya miliknya.

Angklung sejatinya asli milik warga Bandung. Hasil kreativitas dan karya orang Bandung. Karya Budaya warga Bandung.

 

Kehadiran angklung di Bandung dipelopori Daeng Sutigna tahun 1930.

Hingga kini eksistensi angklung di Bandung terus di jaga dan dilestarikan. Keluarga Mang Udjo yang melakukannya dengan mendirikan "Saung Angklung Mang Udjo" di bilangan Padasuka Bandung timur.

 

 

Oleh karena itu, Kota Bandung pada 21 Mei 2022  akan mendeklarasikan diri sebagai 'Kota Angklung'.

 

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari, menjelaskan, acara deklarasi akan digelar secara hibrid di Plaza Balai Kota. Acara itu melibatkan seniman serta pegiat angklung di Kota Bandung.

 

Kota Bandung, kata Kenny, pantas menyandang sebutan Kota Angklung.

Beberapa indikator menyebabkan Kota Bandung layak menyandang predikat Kota Angklung.

 

 

Indikator itu yakni, tersedianya ekosistem angklung di Kota Bandung. Meliputi, seniman, komunitas, unsur pendidikan, literatur, seta aktivitas dan industri pariwisatanya.

 

Di Kota Bandung terdapat perguruan tinggi dengan program studi angklung dan musik bambu. Perguruan tinggi tersebut yakni ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia).

 

Musik angklung juga menjadi kegiatan ekstrakurikuler di beberapa sekolah.

Acara deklarasi Kota Angklung akan melibatkan sekitar 300 orang dari berbagai komunitas.

 

 

Kenny mengharapkan, kegiatan ini tidak sekedar ajang simbolis semata. Ke depannya aktivitas angklung di Kota Bandung bisa berjalan berkelanjutan.***