Tersinggung Ucapan Galuh Brutal, Sejarawan dan Budayawan Minta Ridwan Saidi Buktikan Ucapan dengan Kamus Acuannya

- 21 Februari 2020, 07:20 WIB
/PR/Nurhandoko Wiyoso//

Baca Juga: Persiapan Jadi Tuan Rumah Piala Dunia Bola Basket FIBA 2023, Presiden Jokowi Gelar Ratas

Bukti tersebut ditemukan setelah dilakukan penelitian selama puluhan tahun. Nina Herlina yang sudah beberapa kali melakukan penelitian tentang sejarah Galuh, mengemukakan salah satu buktinya adalah prasasti yang terdapat di Astana Gede Kawali.

Penelitian yang dilakukannya melibatkan berbagai disiplin ilmu, ahli arkeologi, ahli geologi, ahli sejarah dan lainnya.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Galamedia, pernyataan Ridwan Saidi tanpa bukti nyata perihal Kerjaan Galuh.

"Prasasti yang ditemukan di Astana Gede Kawali asli. Untuk membaca tulisan melibatkan pakar filologi, termasuk menentukan prasasti oleh arkeolog, dan umur kawasan astana melibatkan ahli geologi, pakar tata ruang," ujar Nina

Keberadaan Kerajaan Galuh, lanjutnya, juga berdasar pada Prasasti Canggal, tahun 732 masehi yang ditemukan di Gunung Wukir, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Prasasti tersebut menyebut Sandjaya anak Sanna, menjadi penguasa.

Baca Juga: Ulang tahun di Tanggal Cantik 20-02-2020, Penumpang Kereta di Cirebon Dapat Hadiah dari PT KAI

Hal itu merujuk pada Kerajaan Galuh, paska Tarumanagara runtuh.

"Demikian pula Prasasti di Astana Gede Kawali juga menyebutkan hal sama. Prasasti itu dibuat atas perintah Prabu Wastukancana. Ridwan Siadi mengatakan prasasti hoaks, tetapi bukti yang ada justru menyatakan sebaliknya.

"Ada bukti otentik yang memperkuat keberadaan Kerajaan Galuh. Saya harus luruskan itu. Astana Gede Kawali, dulunya adalah pusat Kerajaan Galuh dengan luas sekira 5,5 hektare," sambung Nina.

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x