Ancaman Teror di Prancis Kembali Terjadi, Pemimpin Dunia Serukan Kecaman

- 30 Oktober 2020, 14:22 WIB
Ilustrasi Bendera Prancis.
Ilustrasi Bendera Prancis. /pixabay.com/Jon450


PR CIREBON – Serangan teror kembali terjadi di Prancis pada Kamis, 29 Oktober waktu setempat.  Pada hari tersebut, seorang pria bersenjatakan pisau yang diungkap sebagai imigran dari Tunisia, membunuh tiga orang di gereja Notre Dame di Prancis dengan memenggal kepala mereka.

Terkait serangan tersebut, banyak negara bereaksi dengan kecaman. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia juga ikut mengecam aksi teror di Kota Nice.

“Indonesia menyampaikan simpati dan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban,” demikian keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.

Baca Juga: Mike Tyson dan Roy Jones Jr akan Lakukan Pertarungan Amal pada 28 November 2020 Mendatang

Dilansir dari Straits Times oleh Pikiranrakyat-Cirebon.com, selain dari Indonesia, kecaman juga datang dari banyak negara, misalnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, ketua PBB Antonio Guterres, serta para pemimpin dari Eropa dan negara-negara di Timur Tengah.

“Hati kami bersama rakyat Prancis. Amerika berdiri bersama sekutu tertua kami dalam pertarungan ini. Serangan teroris Islam Radikal harus segera dihentikan. Tidak ada negara, Prancis, atau lainnya yang dapat bertahan lama dengan itu!” Donald Trump menulis dalam akun Twitter-nya, @realdonaldtrump pada Kamis, 29 Oktober 2020.

Salah satu yang pertama mengecam serangan tersebut adalah Turki, yang tengah terlibat dalam perselisihan dengan Prancis karena mengizinkan penerbitan kartun Nabi Muhammad dan memicu gelombang serangan terhadap orang-orang Prancis.

Baca Juga: Aktivis Mengecam Rencana ‘Jurassic Park’ untuk Habitat Komodo: Benar-benar Memalukan

"Kami mengutuk keras serangan yang dilakukan hari ini di dalam gereja Notre-Dame di Nice," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki. Turki juga menyatakan solidaritas dengan Prancis, dan menyampaikan belasungkawa kepada kerabat dari tiga orang yang tewas dalam serangan itu.

Menteri Luar Negeri Turki, Iran Mohammad Javad Zarif, juga mengutuk serangan itu dan menambahkan bahwa perdamaian tidak dapat dicapai dengan provokasi yang buruk.

Negara-negara di Timur Tengah juga ikut mengutuk serangan tersebut. Kementerian Luar Negeri Mesir, misalnya, mengatakan mereka berdiri sebagai pemerintah dan rakyat dengan Prancis dalam memerangi insiden kebencian.

Baca Juga: Hati-hati, Terlalu Lama Duduk saat WFH Dokter Sebut Bisa Berpotensi Wasir

Qatar menyuarakan kecaman keras dan mengulangi penolakannya terhadap kekerasan dan terorisme, terutama terhadap tempat ibadah, apa pun motifnya. Kementerian Luar Negeri negara tersebut juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

Arab Saudi, melalui Kementerian Luar Negeri, juga mengecam serangan tersebut.

"Kami mengulangi kecaman Kerajaan atas tindakan ekstremis yang tidak konsisten dengan semua agama, kepercayaan manusia, dan akal sehat, dan kami menegaskan pentingnya menolak praktik yang menghasilkan kebencian, kekerasan, dan ekstremisme," kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Baca Juga: Jubir Satgas Covid-19 Sebut Ada 12 Kabupaten dan Kota yang Perlu Mendapatkan Perhatian Khusus

Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon yang ditunjuk Saad Hariri meminta umat Islam untuk menolak tindakan kriminal ini yang tidak ada hubungannya dengan Islam atau Nabi.

Di Eropa sendiri, para pemimpin Uni Eropa dengan cepat menyatakan solidaritasnya dengan Prancis, dan mengatakan bahwa mereka berjanji untuk menghadapi orang-orang yang berusaha menghasut dan menyebarkan kebencian.

"Saya mengutuk serangan keji dan brutal yang baru saja terjadi di Nice dan saya bersama Prancis dengan sepenuh hati. Kami akan tetap bersatu dan bertekad dalam menghadapi kebiadaban dan fanatisme," ujar Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.

Baca Juga: Kejadian Serangan Teror di Gereja Prancis: 3 Korban Meninggal hingga Pelaku Ditangkap Polisi

Kanselir Jerman Angela Merkel mengakui sangat terguncang oleh pembunuhan brutal dan berkata bahwa pikirannya tertuju pada kerabat mereka yang dibunuh dan terluka. Jerman juga menyatakan dukungan mereka pada Prancis pada saat sulit.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kemudian oleh ketua Dewan Uni Eropa Charles Michel, 27 pemimpin tersebut menyatakan solidaritasnya dengan Prancis.

Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, mengutuk serangan yang ia sebut sebagai serangan pengecut.

Baca Juga: Najwa Shihab Bongkar Operasi Pembakaran Halte TransJakarta Sarinah Melalui Kompilasi Video

"Keyakinan kami lebih kuat daripada fanatisme, kebencian dan teror. Kami merangkul keluarga para korban dan saudara Prancis kami. Kami bersatu!” tegas Conte.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x