Serangan Iran Terdeteksi, Microsoft Sebut Ditargetkan Menipu Tokoh-tokoh Terkemuka

- 29 Oktober 2020, 11:07 WIB
Perusahaan Microsoft.
Perusahaan Microsoft. /Pixabay/
PR CIREBON - Dunia Internet yang berkembang pesat, perang dan serangan dunia maya sama-sama berkecamuk. Iran telah berulang kali melakukan serangan serupa terhadap Barat.
 
Dalam perang baru, Microsoft mengungkapkan bahwa orang Iran telah mencoba menembus akun email orang-orang "terkemuka" dengan undangan curang ke konferensi di Jerman dan Arab Saudi.
 
Seperti yang dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Alarabiya bahwa Perusahaan  Amerika itu mengatakan bahwa mereka telah melihat upaya oleh sekelompok peretas cyber yang disebut "Phosphorous" untuk menipu mantan pejabat pemerintah, pakar kebijakan, dan akademisi.
 
 
Daftar mereka yang menjadi target mencakup lebih dari 100 tokoh terkemuka, diundang oleh para peretas untuk berpartisipasi dalam Konferensi Keamanan Munich, yang dihadiri para pemimpin dunia pada Februari setiap tahun, dan KTT Think20 mendatang, yang dijadwalkan akan dimulai akhir pekan ini di Arab Saudi. Prosesnya hanya akan berlangsung online tahun ini.
 
Adapun tujuan dari serangan ini adalah untuk mengumpulkan informasi intelijen. Tom Burt, kepala Departemen Keamanan dan Kepercayaan Pengguna Microsoft, menjelaskan bahwa "Fosfor terlibat dalam serangan ini untuk tujuan mengumpulkan intelijen ..."
 
Ia juga menunjukkan bahwa kelompok ini telah berhasil mengungkap banyak korban yang terancam, termasuk mantan duta besar dan pakar kebijakan senior lainnya yang membantu membentuk agenda global dan kebijakan luar negeri di negara mereka.
 
 
Microsoft, bagaimanapun, tidak merinci kebangsaan dari kepribadian yang ditargetkan, tetapi menyatakan bahwa aktivitas tersebut tidak ada hubungannya dengan pemilihan AS yang akan datang.
 
Selain itu, pernyataan tersebut menyebut kelompok pembajakan sebagai "aktor Iran" tetapi tidak secara eksplisit mengaitkannya dengan pemerintah Iran.
 
Microsoft menyebut grup tersebut "Phosphorous", sementara yang lain menyebutnya "APT35" atau "Charming Kitten."
 
 
 
Perusahaan Amerika terkemuka telah melacak grup tersebut sejak 2013, dan sebelumnya menuduhnya mencoba menyusup ke akun aktivis, jurnalis, lawan politik, industri pertahanan, dan lainnya di Timur Tengah.
 
Mengenai cara kelompok tersebut memburu targetnya, peneliti keamanan siber menjelaskan bahwa ibunya biasanya mencoba menyusup ke akun pribadi target di Internet dan jaringan komputer dengan membujuk mereka untuk mengeklik tautan situs web yang diretas atau membuka lampiran berbahaya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Al Arabiya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x