Pakistan Bertindak Panggil Utusan Prancis, Bicara Keprihatinan Soal Islamofobia Kebebasan Ekspresi

- 27 Oktober 2020, 18:09 WIB
Para pengunjuk rasa berbaris di belakang spanduk bertuliskan "Berhenti untuk 'Islamofobia", ketika orang-orang dan anggota asosiasi anti-rasisme berkumpul untuk memprotes Islamofobia di Gare du Nord di Paris, Prancis, pada 10 November 2019.
Para pengunjuk rasa berbaris di belakang spanduk bertuliskan "Berhenti untuk 'Islamofobia", ketika orang-orang dan anggota asosiasi anti-rasisme berkumpul untuk memprotes Islamofobia di Gare du Nord di Paris, Prancis, pada 10 November 2019. /EPA-EFE

PR CIREBON – Pernyataan yang dikeluarkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang Islam, menuai banyak kemarahan umat muslim di berbagai belahan dunia.

Salah satunya datang dari Pakistan. Pakistan memanggil duta besar Prancis pada Senin 26 Oktober 2020 untuk mengeluh tentang "kampanye Islamofobia sistematis" di negara Eropa setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengkritik Islamis dan membela penerbitan kartun religius.

Tindakan itu dilakukan saat protes kecil yang tersebar diadakan di kota-kota di seluruh Pakistan dan sehari setelah Perdana Menteri Imran Khan menuduh Macron "menyerang Islam".

Baca Juga: Prancis Tidak Melarang Kartun Nabi Muhammad SAW, Arab Saudi Ikut Kritik: Kebebasan Tanpa Menghormati

Juru bicara kementerian luar negeri Zahid Hafeez Chaudhri mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya telah panggil duta besar Prancis "untuk menyampaikan keprihatinan Pakistan atas kampanye Islamofobia sistematis di bawah pakaian kebebasan ekspresi".

“Kami akan memanggil Kedutaan Besar Prancis untuk membicarakan keprihatinan Pakistan terkait Islamofobia di bawah naungan kebebasan berekspresi,” ujar Jubir Kemlu Zahid Hafeez, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel New Asia.

Kedutaan Prancis di Islamabad tidak segera berkomentar.

Baca Juga: Sorot Aktivitas Belanja, ShopeePay Deals Rp1 Hadir di Euforia 11.11

Macron angkat bicara minggu lalu setelah seorang ekstremis Chechnya memenggal kepala seorang guru bahasa Prancis di dekat Paris setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad selama kelas yang dia pimpin tentang kebebasan berbicara.

Macron berkata bahwa gurunya "dibunuh karena para Islamis menginginkan masa depan kita".

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x