PM Pakistan Minta Facebook untuk Blokir Konten Islamofobia yang Telah Mendorong Ekstremisme

- 26 Oktober 2020, 13:47 WIB
PERDANA Menteri Pakistan, Imran Khan: PM Pakistan, Imran Khan meminta pihak Facebook untuk memblokir konten islamfobia yang mendorong kekerasan dan ekstrimisme.
PERDANA Menteri Pakistan, Imran Khan: PM Pakistan, Imran Khan meminta pihak Facebook untuk memblokir konten islamfobia yang mendorong kekerasan dan ekstrimisme. //AFP

PR CIREBON - Perdana Menteri (PM) Pakistan mengimbau CEO Facebook, Mark Zuckerberg, untuk melarang konten Islamofobia di situs tersebut, memperingatkan peningkatan radikalisasi di kalangan Muslim, pemerintah mengatakan pada Minggu, 25 Oktober 2020.

Dalam sebuah surat yang diposting oleh pemerintah Pakistan di Twitter, Imran Khan mengatakan bahwa Islamofobia yang berkembang telah mendorong ekstremisme dan kekerasan di seluruh dunia, terutama melalui platform media sosial seperti Facebook.

"Saya akan meminta Anda untuk menempatkan larangan serupa terhadap Islamofobia dan kebencian terhadap Islam di Facebook, seperti yang telah anda lakukan untuk Holocaust," kata Khan. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, Senin 26 Oktober 2020.

Baca Juga: Super Junior Umumkan Comeback, Rilis Album Ke-10 dan Perayaan Ulang Tahun Ke-15

Facebook mengatakan bulan ini sedang memperbarui kebijakan ujaran kebencian untuk melarang konten apapun yang menyangkal atau mendistorsi Holocaust.

"Seseorang tidak dapat mengirim pesan, bahwa sementara pesan kebencian terhadap beberapa tidak dapat diterima tetapi pesan ini dapat diterima terhadap yang lain," ujar Khan, menambahkan bahwa ini adalah cerminan prasangka dan bias yang akan mendorong radikalisasi lebih lanjut.

Menanggapi seruan Khan, seorang juru bicara Facebook mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan itu menentang semua bentuk kebencian dan tidak mengizinkan serangan berdasarkan ras, etnis, asal negara atau agama.

Baca Juga: Anggap PM Thailand Penghalang dan Beban, Partai Oposisi Terbesar Memohon Prayuth Chan-Ocha Mundur

"Kami akan menghapus perkataan yang mendorong kebencian ini segera setelah kami menyadarinya," kata juru bicara itu dalam pernyataan yang dikirim melalui email, menambahkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x