Justin Trudeau: Kanada Tidak Takut Dengan Tiongkok Terkait Hak Asasi Manusia

- 17 Oktober 2020, 19:00 WIB
 BENDERA Kanada dan Tiongkok diambil sebelum pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Cina Xi Jinping di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing.*
BENDERA Kanada dan Tiongkok diambil sebelum pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Cina Xi Jinping di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing.* /AFP

PR CIREBON – Pihak Kanada akan terus membela Hak Asasi Manusia (HAM) di Tiongkok, Perdana Menteri Justin Trudeau berjanji pada Hari Jumat, 16 Oktober 2020, setelah seorang diplomat top Tiongkok memperingatkan Ottawa agar tidak ikut campur dan tidak menyambut aktivis pro-demokrasi Hong Kong.

Duta Besar Tiongkok untuk Ottawa, Cong Peiwu, pada Kamis memperingatkan pihak Kanada agar tidak memberikan suaka kepada aktivis Hong Kong, yang menurutnya dapat berdampak pada "kesehatan dan keamanan" bagi 300.000 warga Kanada yang tinggal di wilayah yang secara teoritis termasuk otonom Tiongkok.

Harian Kanada The Globe and Mail mengatakan Ottawa baru-baru ini memberikan suaka kepada pasangan Hong Kong, yang tidak dikonfirmasi atau disangkal oleh pemerintah Kanada.

Baca Juga: Robert O’Brien: ‘Sesuatu yang Dekat’ dengan Genosida di Xinjiang Tiongkok akan Terjadi

"Kami akan berdiri dengan keras dan jelas untuk hak asasi manusia (HAM), di seluruh dunia, apakah itu berbicara tentang situasi yang dihadapi oleh Muslim Uighur, apakah itu berbicara tentang situasi yang sangat memprihatinkan di Hong Kong, apakah itu menyerukan Tiongkok untuk diplomasi koersifnya,” kata Trudeau saat ditanya tentang komentar duta besar Tiongkok, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel New Asia.

Kanada tidak takut kepada pihak Tiongkok ataupun pihak lainnya yang tidak setuju dengan Pemerintah Kanada, pihak Kanada merasa bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) harus ditegakkan dan harus selalu digaungkan agar kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di mana pun bisa ditindak tegas dan diberi sanksi yang seberat-beratnya.

Sebagai tanda meningkatnya ketegangan antara kedua negara, Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne sebelumnya mengecam pernyataan duta besar sebagai "sama sekali tidak dapat diterima dan mengganggu".

Baca Juga: Demo Omnibus Law Tak Berhenti Jika Keadilan Belum Ada , 4 Tuntutan BEM SI Harus Dipenuhi Jokowi

Sementara itu, pemimpin baru oposisi konservatif, Erin O'Toole, meminta diplomat Tiongkok itu "untuk sepenuhnya mencabut ucapannya dan mengeluarkan permintaan maaf publik."

"Jika Duta Besar gagal melakukannya secepatnya, kami berharap pemerintah mencabut surat kepercayaannya," katanya.

Hubungan antara China dan Kanada telah membeku sejak Desember 2018 ketika Kanada, yang bertindak atas surat perintah AS, menangkap kepala keuangan raksasa telekomunikasi Tiongkok Huawei.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 17 Oktober 2020, Kasus Positif Harian Tambah 4.301

Washington menuduhnya melanggar sanksi AS terhadap Iran dan mendorong ekstradisinya.

Tak lama setelah penangkapannya, Tiongkok memenjarakan mantan diplomat Kanada, Michael Kovrig, dan seorang pengusaha Kanada, Michael Spavor, atas tuduhan mata-mata, tindakan yang secara luas terlihat di ibu kota barat sebagai tindakan pembalasan oleh Beijing.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x