Takut Ada Gangguan, Demonstran di Thailand Majukan Jadwal Aksi Protes Terhadap Pemerintah

- 16 Oktober 2020, 14:27 WIB
Unjuk rasa di Thailand yang kian memanas membuat KBRI Bangkok memberikan sejumlah imbauan: Demonstrans di Thailand memajukan jadwal aksi protesnya terhadap pemerintahan karena takut ada gangguan yang mendukung pihak kerajaan.
Unjuk rasa di Thailand yang kian memanas membuat KBRI Bangkok memberikan sejumlah imbauan: Demonstrans di Thailand memajukan jadwal aksi protesnya terhadap pemerintahan karena takut ada gangguan yang mendukung pihak kerajaan. /PMJ News

PR CIREBON - Pengunjuk rasa anti pemerintah di Thailand buru-buru mengajukan demonstrasi di Bangkok pada Rabu, 14 Oktober 2020 mengatakan bahwa mereka takut akan konfrontasi dengan kelompok royalis yang berencana berkumpul di dekatnya untuk mendukung raja.

Protes berlangsung selama tiga bulan menuntut konstitusi baru dan kepergian Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, mantan pemimpin junta, sebagian besar protes berlangsung damai, meskipun demonstran bentrok dengan polisi pada hari Selasa dan 21 aktivis ditangkap.

Para pengunjuk rasa juga berusaha untuk mengekang kekuasaan Maha Raha Vajiralongkorn, dan di kesempatan langsung yang jarang terjadi, meneriakkan pada iring-iringan mobilnya yang lewat untuk melepaskan teman-teman mereka yang ditangkap, Selasa 13 Oktober 2020.

Baca Juga: 16 Oktober Diperingati Sebagai Hari Pangan Sedunia, FAO: Pandemi Membuat Pangan Global menjadi Rapuh

Beberapa ratus pengunjuk rasa mulai berkumpul pada pukul 8 pagi (0100 GMT) di Monumen Demokrasi Bangkok pada peringatan pemberontakan tahun 1973 yang menjatuhkan pemerintah militer saat itu. Protes itu semula dijadwalkan enam jam kemudian.

"Kami melakukan protes lebih awal karena mereka mendapatkan pendukung untuk menerima iring-iringan mobil kerajaan untuk memulai konflik dengan kami," kata pemimpin protes dan pengacara hak asasi manusia Arnon Nampa kepada pengunjuk rasa. Kami mengadakan protes ini dengan damai.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters. Pemerintah tidak segera berkomentar, tetapi mengatakan orang memiliki hak untuk protes. Istana berulang kali menolak mengomentari protes atau tuntutan pengunjuk rasa.

Baca Juga: Hati Hati, Ruam Pada Kulit Bisa Jadi Pertanda Terkena Covid-19

Kelompok pro-royalis mengatakan mereka merencanakan pertemuan di dekat protes anti pemerintah, meningkatkan kekhawatiran akan adanya masalah di negara yang diguncang oleh kekerasan jalanan selama satu dekade antara pendukung dan penentang sebelum kudeta 2014.

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x