Network
PR CIREBON - Singapura dan Jepang akan meluncurkan 'jalur hijau timbal balik' untuk memfasilitasi bisnis penting dan perjalanan resmi antara kedua negara pada 18 September, kata menteri luar negeri mereka pada Jumat 11 September 2020 dalam pernyataan pers bersama yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri (MFA).
"Jalur bisnis, yang akan diluncurkan pada 18 September 2020, akan memfasilitasi bisnis penting dan perjalanan dinas bagi warga dari kedua negara," kata pernyataan tersebut, seperti dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.
Ini adalah kerangka kerja pertama yang akan diterapkan Jepang dengan negara lain, dan akan membantu memulihkan konektivitas dan mendukung pemulihan ekonomi untuk Jepang dan Singapura.
Baca Juga: Kampanye Pemilu 2019 Libatkan Anak Berujung Eksploitasi, Menteri PPPA: Pilkada 2020 Harus Ramah Anak
"Jalur bisnis akan memungkinkan dimulainya kembali perjalanan lintas batas dengan aman dan pertukaran bisnis dengan perlindungan kesehatan masyarakat yang diperlukan," tambah MFA.
Perlindungan ini mencakup pengujian pra-keberangkatan dan pasca-kedatangan serta kebutuhan untuk mematuhi rencana perjalanan terkontrol untuk 14 hari pertama di negara penerima.
Detail operasional termasuk persyaratan, protokol kesehatan, dan proses aplikasi akan dipublikasikan di situs web SafeTravel dan situs web Kementerian Luar Negeri Jepang paling lambat 18 September.
Baca Juga: Mengenang Satu Tahun Kepergian B.J. Habibie, Rancang Pesawat Terbang hingga Disanjung Dunia
Pengumuman tersebut menyusul kunjungan resmi Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu ke Singapura bulan lalu, di mana ia dipanggil dan dijamu makan siang oleh mitranya dari Singapura Dr Vivian Balakrishnan, dan melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Lee Hsien Loong di Istana.
