Network
PR CIREBON - Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok nampaknya harus mengakui kekalahan mereka dalam menjelajah mencari vaksin Covid-19 karena Rusia terbukti menjadi negara pertama di dunia yang mendaftarkan resmi vaksin Covid-19 buatan mereka.
Adapun pendaftaran itu atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyetujui vaksin Covid-19 setelah kurang dari dua bulan uji coba pada manusia.
Maka secara otomatis, kabar itu menjadi sebuah langkah yang dipuji oleh Moskow sebagai bukti kehebatan ilmiah mereka.
Baca Juga: Logo HUT RI ke-75 Dikritik Serupa Salib, Ngabalin: Jangan Sempit Kepala, Perempatan Jalan Gitu Juga
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi, perkembangan pesat tersebut juga membuka jalan bagi inokulasi massal populasi Rusia, sekaligus untuk menguji keamanan dan keampuhan vaksin dalam uji klinis tahap akhir mereka.
Namun demikian, kecepatan Rusia yang meluncurkan vaksin Covid-19 dan menjadi pemenang dalam perlombaan global atas produk yang efektif, rupanya justru menimbulkan kekhawatiran internasional terkait Rusia yang mungkin lebih mementingkan wibawa negara ketimbang pengetahuan dan keamanan.
Sedangkan Putin nampaknya membela vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow sebagai vaksin Covid-19 yang aman, terlebih vaksin itu telah diberikan kepada salah satu putrinya.
Baca Juga: Kecerdasan Buatan Diklaim Jadi Kunci Akhiri Pandemi Covid-19, Pakar: AI Bisa Selamatkan Ribuan Nyawa
"Saya tahu bahwa (vaksin) itu cukup efektif, membentuk imunitas yang kuat dan saya tegaskan kembali, (vaksin) itu telah melewati semua pemeriksaan yang diperlukan," tegas Putin.
Dengan demikian, ia berharap Rusia akan segera memproduksi vaksin tersebut secara massal, tetapi tetap dengan persetujuan dari Kementerian Kesehatan setempat.***
