Balon Udara Jadi Penyebab Renggangnya Hubungan diplomatik AS dan China

- 9 Februari 2023, 07:58 WIB
Penembakkan balon udara China olej AS menjadi penyebab retaknya hubungan kedua negara./pikiran-rakyat.com
Penembakkan balon udara China olej AS menjadi penyebab retaknya hubungan kedua negara./pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON – Pesawat jet tempur Amerika Serikat, berhasil menembak dan menjatuhkan  balon udara milik China yang terbang di atas kota Billings, Montana di lepas pantai South Carolina pada Rabu 1 Februari 2023.

Amerika melakukan hal itu karena  beranggapan balon tersebut masuk ke wilayah 'sensitif' di Amerika Serikat dan dinilai sebagai sebuah  pelanggaran yang tidak dapat diterima. 

Namun, China menolak tuduhan AS yang mengatakan balon itu bagian dari pengintaian dan menganggap  reaksi AS berlebihan. Kementerian Luar Negeri China memberikan pernyataan, balon itu bersifat sipil, dan digunakan untuk keperluan meteorologi dan penelitian ilmiah. 

Baca Juga: Selain Mengisi Waktu dengan Pasangan, Berikut 10 Rekomendasi Twibbon untuk Ramaikan Valentine 2023

Seorang profesor Ilmu Teknik Dirgantara dari University of Colorado Boulder, mengatakan balon udara  tersebut dilengkapi dengan peralatan pencitraan teknologi tinggi yang mengarah ke bawah. Perangkat tersebut juga bisa menghasilkan pencitraan jarak dekat dan memantau wilayah di jalur penerbangannya.

Boyd mengatakan, teknologi balon udara lebih disukai karena bisa terbang secara rendah di bawah ketinggian penerbangan maskapai komersial.

Pernyataan lain diberikan oleh profesor di Pusat Kajian Strategis Asia Timur, Universitas Pertahanan Nasional di Washington, DC. Menurutnya, balon tersebut dapat mengumpulkan sinyal elektronik dan mencegah pemindaian radar.

Baca Juga: Dua Universitas Digaet Kartu Prakerja sebagai Tim Penilai pada Program Kartu Prakerja

Pejabat AS mengungkapkan balon terbang asing yang masuk wilayah udara AS relatif umum dalam beberapa tahun terakhir. Balon pengawasan punya China juga sempat transit di benua Amerika setidaknya tiga kali selama pemerintahan Donald Trump di tahun 2017 hingga 2021.

Insiden penembakan balon udara tersebut menyebabkan hubungan kedua negara super power ini kembali tegang. Beberapa dampak dari hal tersebut timbulnya penolakan permintaan telepon dari Pentagon dengan maksud untuk mengizinkan pembicaraan antara Menteri Pertahanan AS (kepala Pentagon) Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe. 

Kemenlu China menjelaskan bahwa keputusan AS menembak jatuh balon China yang diklaim oleh mereka telah menyimpang dari jalurnya telah “berdampak serius dan merusak” hubungan antara kedua negara. 

Baca Juga: Pelajar SMA di Majalengka Jadi Pengedar Narkoba, Geng Motor Hingga Punya Senjata AirSoft Gun

"Tindakan Amerika Serikat berdampak serius dan merusak upaya dan kemajuan kedua belah pihak dalam menstabilkan hubungan China-AS sejak pertemuan di Bali," kata Wakil Menteri Luar Negeri China Xie Feng. Dia merujuk pada pertemuan puncak antara presiden Joe Biden dan Xi Jinping pada November tahun lalu di Bali.

Kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika, Antony Blinken ke China yang seharusnya dilakukan 5 – 6 Februari 2023 telah dibatalkan. Namun Sabtu, 4 Februari 2023 pihak China mengatakan belum ada pihak yang secara resmi mengumumkan rencana perjalanan.

Tujuan utama yang dilakukan Blinken berkunjung ke China untuk upaya menindaklanjuti pertemuan kedua kepala negara AS dan China di sela-sela KTT G20 di Bali pada November 2022.***

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x