Tandingi Tiongkok, AS Kirimkan 2 Kapal Bertenaga Nuklir untuk Latihan Militer di Laut China Selatan

- 4 Juli 2020, 15:52 WIB
Tangkapan Layar Video Kapal Induk dan Perang Angkatan Laut Amerika Serikat.
Tangkapan Layar Video Kapal Induk dan Perang Angkatan Laut Amerika Serikat. /YouTube/US Military Generation/

PR CIREBON - Konflik di Laut China Selatan tak hanya melibatkan Tiongkok dan sejumlah negara kawasan, tetapi ada Amerika Serikat (AS) yang turut ikut serta.

Bahkan, baru-baru ini Angkatan Laut Amerika Serikat mengirimkan dua kapal induk perang bertenaga nuklir di Laut China Selatan.

Adapun tindakan AS ini sebagai buntut dari terselenggaranya latihan militer Tiongkok di bagian wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan, yakni di sekitar Kepulauan Paracel.

Baca Juga: Sebut Dijadikan 'Alat Politik' Washington, Korea Utara Mengaku Ogah Berunding Lagi dengan AS

Tepatnya, latihan militer itu berlangsung dari 1-5 Juli 2020 di sekitar Kepulauan yang sedang disengketakan tersebut.

Lebih lanjut, lansiran dari The Wall Street Journal menyatakan bahwa pengiriman dua kapal induk perang bertenaga nuklir AS ke Laut China Selatan ini diklaim sebagai aksi latihan militer tandingan dari AS.

"Dua kapal induk perang bertenaga nuklir, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan Carrier Strike Groups, melakukan operasi di Laut Filipina dan Laut China Selatan," ungkap Letnan Joe Jeiley, juru bicara Armada Ketujuh.

Baca Juga: Diklaim Bunuh 80 Persen Virus Corona dalam 30 Menit, Mentan RI Pamerkan Kalung Berbahan Eucalyptus

Artinya, dua kapal induk itu akan memberikan peluang latihan tingkat lanjut bagi pasukan AS, sekaligus memberikan peluang fleksibilitas operasional yang signifikan bagi pasukan militer jika harus ikut dalam menghadapi situasi regional tertentu.

"Mengoperasikan dua kelompok serangan kapal induk di Laut Filipina dan Laut China Selatan memberikan peluang pelatihan tingkat lanjut bagi pasukan kami dan memberikan fleksibilitas operasional yang signifikan kepada komandan serta para prajurit jika pasukan itu dipanggil untuk menanggapi situasi regional," tambahnya.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Wall Street Journal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x