Virus Baru Muncul di China, Langya Menyebar dan Ditularkan dari Tikus

- 10 Agustus 2022, 11:04 WIB
Ilustrasi: Virus Langya telah ditemukan pada 35 orng di China.
Ilustrasi: Virus Langya telah ditemukan pada 35 orng di China. /Shutterstock/

 

 



SABACIREBON - Belum lepas benar dari Virus Covid 19, di China baru saja dilaporkan muncul virus baru yang diduga ditularkan dari tikus.

Puluhan orang terinveksi dan kemungkinan yang sudah terinveksi akan menularkan pada yang manusia lainnya    

Para ilmuwan di China mempelajari 25 hewan dan memutuskan bahwa tikus adalah yang paling mungkin menularkan virus yang dinamai  Langya.

Baca Juga: Kasus Polisi Tembak Polisi, Presiden Sebut Begini Sejak Awal, Mahfud: Ferdy Sambo Ibarat Bayi

Virus tersebut  sama sekali baru yang diperkirakan sudah bisa menular di antara manusia.

Virus Langya telah menginfeksi lusinan orang di dua provinsi timur China.

Menurut Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan, virus ini sepenuhnya baru dan belum pernah menyebar ke manusia sebelumnya.

Secara resmi virus tersebut dijuluki Langya Henipavirus, itu bagian dari keluarga Henipavirus.

Menurut laporan The Sun, dua spesies dari kategori yang sama telah diidentifikasi di masa lalu  yakni  virus Hendra dan Nipah.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bandung Raya Hari Ini Rabu 10 Agustus 2022

Kedua virus tersebut dikatakan menciptakan penyakit mengerikan tanpa obat, vaksin, atau pengobatan yang sudah dikenal.

Data Organisasi Kesehatan Dunia mengklasifikasikan,  keluarga virus sebagai biosafety Level 4.  Itu berarti memiliki risiko tinggi penularan aerosol (penularan lewat udara) dan menyebabkan penyakit yang mengancam jiwa tanpa mengurangi tingkat keparahannya.

Menurut Global Times yang dikelola pemerintah China, 35 orang yang terinfeksi masih hidup dan tidak ada yang mengembangkan penyakit serius.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Ciayumajakuning Hari Ini Rabu 10 Agustus 2022

Virus itu terdeteksi setelah para ilmuwan memeriksa pasien yang mengalami demam, menurut sebuah artikel yang diterbitkan di New England Journal of Medicine (NEJM).

Gejala yang dilaporkan termasuk demam, kelelahan, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, batuk, mual, muntah dan sakit kepala.

Surat kabar itu menambahkan bahwa pasien telah melakukan kontak dengan hewan sebelum mereka diagnosis.

Karena virus telah terdeteksi di antara sekelompok orang, kemungkinan virus itu sudah menular antarmanusia.

Makalah itu berbunyi: “Tidak ada kontak dekat atau riwayat paparan umum di antara pasien, yang menunjukkan bahwa infeksi pada populasi manusia mungkin sporadis.

“Pelacakan kontak sembilan pasien dengan 15 anggota keluarga kontak dekat mengungkapkan tidak ada transmisi LayV kontak dekat.

“Tapi ukuran sampel kami terlalu kecil untuk menentukan status penularan dari manusia ke manusia untuk LayV.”

Para ilmuwan yang mempelajari 25 hewan menemukan pembawa virus Langya yang paling jelas adalah tikus, mamalia kecil yang ditemukan di China.

Kita hidup melalui "era pandemi baru" menurut para ahli, yang mengatakan 'Penyakit X' berikutnya mungkin sudah dekat.

Penyakit X adalah nama pengganti yang diadopsi oleh Organisasi Kesehatan Dunia tiga tahun lalu, mewakili patogen hipotetis yang belum diketahui yang dapat menyebabkan epidemi di masa depan.

Dua setengah tahun sejak wabah pertama Covid-19, para ilmuwan bersiap menghadapi lebih banyak bencana kesehatan karena sejumlah keadaan yang berarti penyakit yang dibawa virus hanya akan menjadi lebih umum di seluruh dunia.

Sementara itu di Inggris, pada bulan Juni sebuah kasus  nasional diumumkan di Inggris setelah Badan Keamanan Kesehatan Inggris berulang kali mendeteksi virus polio yang berasal dari saluran pembuangan London.

Terakhir wabah komunitas  di Inggris terjadi pada 1970-an. Namun  pejabat kesehatan bersikeras risiko saat ini terhadap populasi rendah.

Sebaliknya  para ahli mengatakan itu tidak mungkin menjadi yang terakhir, karena  penyakit serius yang dianggap telah diberantas bisa muncul kembali.

Flu burung, demam Lassa, demam berdarah Krimea-Kongo dan cacar monyet semuanya telah terdeteksi di Inggris tahun ini.***

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Mirror.co.uk


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x