PR CIREBON - Amerika Serikat dan parlemen Eropa tengah berupa menekan Arab Saudi untuk membebaskan seorang Pangeran kerajaan yang dipenjara tanpa alasan.
Diketahui, Pangeran sudah menjalani hukuman penjara selama dua tahun tanpa tuduhan yang dilayangkan pada dirinya.
Lebih detailnya, Pangeran yang ditahan tanpa alasan adalah Salman bin Abdulaziz. Ia harus menjalani hukuman dengan ayahnya sejak Januari 2018 dan kuat dugaan adalah bagian dari tindakan keras di bawah penguasa de facto Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman.
Baca Juga: Kecewa akibat Miliki Ganja 16 Gram, Widi Mulia Tak Kunjungi Dwi Sasono sejak Hari Penangkapan
Salman bin Abdulaziz dinilai sebagai saingan potensial Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman, sehingga ia dan juga tokoh-tokoh lain yang mengancam
ikut mendapat penahanan tanpa alasan.
Melansir dari AFP, Dikisahkan Pangeran Salman (37) yang saat itu tengah menempuh berpendidikan di Universitas Sorbonne Paris, menampakkan diri sebagai orang yang tidak berambisi di dunia politik. Bahkan, ia dijuluki sebagai "cek kosong berjalan" untuk mendanai proyek-proyek pembangunan di negara-negara miskin.
"Ini bukan hanya penangkapan yang melanggar hukum. Ini penculikan siang hari. Ini adalah penghilangan paksa," kata seorang rekan pa dari AFP.
Baca Juga: Kurangnya Jarak Sosial, Demo anti-Rasisme di Amsterdam Tuai Kritikan
Pada akhirnya ia ditangkap di suatu siang dan harus menjalani masa tahanan selama satu tahun di penjara Al-Ha'ir dekat Riyadh dengan keamanan tinggi.
Tak berhenti di situ, sang Pangeran dipindahkan lagi ke sebuah situs penahanan rahasia pada bulan Maret.