Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Sejumlah Warga Sumbar Usir WNA Tiongkok di tengah Pandemi, Ini Faktanya
“Mereka memakan makanan di sepanjang jalan tetapi mereka juga lelah, terutama yang tua dan bayi-bayi kecil,” katanya.
Gajah tawanan di Thailand digunakan untuk menyeret kayu melalui hutan lebat sampai tahun 1989, ketika pemerintah melarang penebangan.
Sejak itu, hewan-hewan tersebut menjadi objek wisata. Pengunjung ke Thailand sering mengasosiasikan mereka dengan berkuda, trekking, dan pertunjukan seperti sirkus ketika pemiliknya mencari cara baru untuk mendapatkan uang dari hewan mereka.
Baca Juga: Bebas dari Check Point dan Penutupan, Sejumlah Pemudik Manfaatkan Jalur Tikus
Selama 30 tahun terakhir, sejumlah kamp gajah telah dibuka di seluruh Thailand. Banyak dari mereka berada di Chiang Mai, pusat pariwisata di wilayah utara.
Sebelum krisis Covid-19, akan sulit membayangkan provinsi tanpa turis.
Ketidakhadiran mereka datang sebagai pukulan bagi sektor pariwisata Thailand, yang sangat bergantung pada pengunjung internasional. Awal pekan ini, pemerintah Thailand memperpanjang larangan kedatangan internasional hingga 30 Juni.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Foto Basuki Tjahaja Purnama Diapit Mesra Dua Perempuan, Ini Faktanya
Banyak atraksi gajah menyewa hewan untuk pertunjukan dan wahana wisata. Tetapi karena pandemi membuat bisnis tidak dapat beroperasi, sejumlah pawang telah diberhentikan.