Tuding Tiongkok Memblokir Penerbangan Negaranya, AS Tuntut Tindakan

- 23 Mei 2020, 18:05 WIB
PENERBANGAN pesawat peluncur bom B-1B Lancer di perairan Tiongkok adalah tanda meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan AS.*
PENERBANGAN pesawat peluncur bom B-1B Lancer di perairan Tiongkok adalah tanda meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan AS.* /South China Morning Post/

Departemen itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya memprotes situasi ini kepada pihak berwenang Tiongkok, berulang kali menolak kegagalan Tiongkok untuk membiarkan operator AS sepenuhnya menggunakan hak mereka dan untuk penolakan terhadap operator AS hak mereka untuk bersaing secara adil dan setara dengan Tiongkok.

Pada 31 Januari, pemerintah AS melarang masuk sebagian besar warga negara non-AS yang telah berada di Tiongkok dalam 14 hari sebelumnya tetapi tidak memberlakukan pembatasan pada penerbangan Tiongkok.

Baca Juga: Amerika Selatan Jadi Episentrum Baru Persebaran Corona, Covid-19 Capai Tonggak Sejarah di Afrika

Maskapai utama AS secara sukarela memutuskan untuk menghentikan semua penerbangan penumpang ke Tiongkok pada Februari.

Delta dan United menerbangkan penerbangan kargo ke Tiongkok. Delta telah meminta persetujuan untuk penerbangan harian ke bandara Shanghai Pudong dari Detroit dan Seattle, sementara United meminta untuk terbang setiap hari ke Shanghai Pudong dari bandara San Francisco dan Newark dekat New York dan antara San Francisco dan Beijing.

Jumlah penerbangan kombinasi terjadwal mingguan yang dioperasikan antara kedua negara oleh operator AS dan Tiongkok turun dari 325 pada Januari menjadi 20, oleh hanya empat maskapai Tiongkok, pada pertengahan Februari, sebelum maskapai menambahnya menjadi 34 pada pertengahan Maret.

Baca Juga: Ratusan Anak Yatim dan Fakir Miskin di Cirebon Terima Bantuan dari Barka Ciayumajakuning

CAAC pada akhir Maret mengatakan perusahaan penerbangan Tiongkok hanya dapat mempertahankan satu penerbangan penumpang mingguan pada satu rute ke negara mana pun dan bahwa maskapai penerbangan tidak dapat terbang melebihi jumlah penerbangan yang mereka terbang pada 12 Maret, sesuai dengan pesanan AS.

Tetapi karena maskapai penumpang AS telah menghentikan semua penerbangan pada 12 Maret, pemberitahuan CAAC 'secara efektif menghalangi operator AS untuk mengembalikan jadwal penerbangan penumpang ke Tiongkok'.

CAAC mengatakan kepada pemerintah AS selama panggilan 14 Mei bahwa Tiongkok sedang mempertimbangkan menghapus pra-kondisi jadwal 12 Maret, tetapi 'pembatasan untuk layanan sekali seminggu pada satu rute ke Tiongkok akan tetap di tempatnya'.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x