Ilmuwan Jerman: Plasma Darah Pasien Sembuh dari Covid-19 Efektif Obati yang Terinfeksi

- 8 April 2020, 10:15 WIB
SEORANG peneliti dari Rumah Sakit Universitas Erlangen, Jerman, yang telah diberikan izin untuk memproduksi plasma terapi untuk mengobati pasien Covid-19 yang sakit kritis
SEORANG peneliti dari Rumah Sakit Universitas Erlangen, Jerman, yang telah diberikan izin untuk memproduksi plasma terapi untuk mengobati pasien Covid-19 yang sakit kritis /Andreas Gebert/Reuters

PIKIRAN RAKYAT- Jumlah terinfeksi corona di dunia telah mencapai angka lebih dari 1,3 juta jiwa.

Kondisi tersebut membuat negara-negara maju tengah gencar menemukan vaksin, obat, atau bahkan penanganan paling efektif guna menyembuhkan pasien positif Covid-19.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs The Guardian, sejumlah ilmuwan asal Jerman yang bekerja di Rumah Sakit Universitas Erlangen, telah menemukan bukti bahwa plasma darah dari terinfeksi yang sembuh dapat membantu menyembuhkan pasien terinfeksi sakit parah.

Baca Juga: Coba Mulai Perbaiki, April akan Menjadi Bulan yang Buruk untuk 3 Zodiak Ini

Metode pengambilan infus plasma darah yang dikumpulkan dari orang-orang yang telah pulih ini kemudian disutinkan kepada terinfeksi.

Hal ini juga sebelumnya pernah dilakukan kepada 15 pasien yang sakit parah di Tiongkok dan hasilnya kondisi pasien berangsur membaik.

Dalam studi percontohan lainnya, seorang dokter asal Wuhan, pernah memberikan 'plasma pemulihan' kepada 10 pasien yang sakit parah dan hampir serupa dengan penelitian tadi, tingkat virus dalam tubuh mereka turun dengan cepat.

Tak hanya itu, hanya dalam waktu tiga hari para dokter melihat perbaikan pada kondisi pasien, mulai dari sesak napas dan nyeri dada, hingga demam dan batuk berangsur menghilang.

Baca Juga: Beri Kenyamanan Tenaga Medis, Ridwan Kamil Fasilitasi Hotel Bintang Lima di Bandung

Pusat Penelitian Teknologi Rekayasa Nasional untuk Vaksin Gabungan di Wuhan, Xiaoming Yang menggambarkan, perawatan itu sebagai 'pilihan penyelamatan yang menjanjikan' untuk pasien yang sakit parah, akan tetapi uji coba acak yang lebih besar diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x