Keputusan yang dibuat oleh Kongres Rakyat Nasional Tiongkok menetapkan bahwa konsumsi ilegal dan perdagangan satwa liar akan dihukum berat karena sama dengan melakukan aktivitas berburu, memperdagangkan atau mengangkut hewan liar untuk tujuan konsumsi.
Sedangkan, penggunaan hewan liar untuk tujuan yang tidak dapat dimakan, di antaranya untuk penelitian ilmiah dan penggunaan medis akan dikenakan pemeriksaan yang ketat. Dalam arti lain, memerlukan persetujuan dan inspeksi karantina.
Sebelum pengumuman itu berlaku, para pedagang Tiongkok secara legal menjual keledai, anjing, rusa, buaya, dan daging lainnya. Bahkan, mereka berencana untuk kembali ke bisnis begitu pasar dibuka kembali.
Penetapan larangan ini telah mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti kalangan akademisi, pencinta lingkungan dan sebagian besar penduduk di Tiongkok.
Baca Juga: Temukan 13 Kasus Virus Corona, Amerika Serikat Minta Korea Selatan Kurangi Pelatihan Militer
Mereka telah bergabung dengan kelompok konservasi internasional yang menyerukan larangan permanen. Bahkan, kebanyakan netizen Tiongkok juga sangat mendukung larangan permanen itu.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Senin lalu bahwa wabah baru virus corona tidak di luar kendali secara global atau menyebabkan kematian skala besar, sehingga terlalu dini untuk berbicara tentang pandemi.
"Menggunakan kata pandemi tidak sesuai dengan fakta. Kita harus fokus pada penahanan sambil mempersiapkan potensi pandemi," tutur Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pernyataannya.
Baca Juga: Bantu Pertumbuhan Rambut, Ketahui 4 Manfaat Bawang Putih yang Jarang Diketahui