Lewat PBB, China Ingin Lindungi Spesies yang Terancam Punah dan Poles Kota Kunming

- 15 Oktober 2021, 21:55 WIB
China menggunakan PBB demi ingin melindungi spesies yang terancam puna dan poles Kota Kunming, begini jelasnya.
China menggunakan PBB demi ingin melindungi spesies yang terancam puna dan poles Kota Kunming, begini jelasnya. /REUTERS/David Stanway

PR CIREBON - China dikabarkan telah menggunakan konferensi keanekaragaman hayati Pemersatu Bangsa - Bangsa (PBB), di salah satu kota ibu kota Provinsi Yunnan, Kunming, China.

Hal ini dilakukan China, guna memoles kredensial hijaunya serta meluncurkan langkah-langkah baru, untuk melindungi spesies domestik yang terancam punah.

Akan tetapi, China yang masuk sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia yaitu berada dibawah tekanan, untuk mengatasi dampak dari jejaknya luar negeri.

Hingga Konferensi COP15, yang mengadakan upacara penutupan pada  jumat, 15 Oktober 2021 di kota Kunming, Tiongkok Barat Daya.

Baca Juga: My Name Sudah Tayang, Ini Alasan Han So Hee dan Ahn Bo Hyun Bergabung dalam Serial Tersebut

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Reuters. Yaitu dirancang untuk meletakan dasar bagi pakta global baru, pasca tahun 2020 kemarin.

Selain itu, terdapat juga tujuan yakni untuk melestarikan habitat serta memperlambat hilangnya spesies yang berada di kota Kunming.

Tak hanya itu, Presiden China Xi Jinping telah mengumumkan skema taman nasional baru, serta dana untuk membiayai kenservasi di negara-negara berkembang.

Sampai dalam pertemuan itu juga merayakan pencapaian China dalam membersihkan persediaan air serta menjaga spesies yang terncam punah.

Baca Juga: 4 Zodiak Paling Sedih hingga Kemungkinan Besar Depresi: Pisces Tertekan Keluarga, Libra Penggila Kontrol!

Hingga para delegasi mencatat bahwa hal tersebut menjadi satu kesenjangan besar.

"Salah satu hal terbesar yang hilang bagi saya adalah bahwa ada banyak komitmen domestik," ucap Terry Townshend seorang kenservasionis serta penasehat di Beijing.

"Tetapi tidak ada komitmen untuk mengintegrasikan kekhawatiran dan risiko keanekaragaman hayati ke dalam investasi luar negeri China," Tambahnya.

Adapun menurut penelitian yang diterbitkan minggu ini oleh Universitas Boston, yaitu ada 24 persen spesies, yang diantaranya, amfibi, burung, mamalia, dan reftil yang terancam punah diseluruh dunia.

Baca Juga: Reading vs Barnsley di EFL Championship 16 Oktober 2021, Prediksi Duel Tim Papan Tengah dan Bawah

"Sementara China dengan cepat menjadi pemimpin dunia dalam konservasi keanekaragaman hayati melalui sistem domestik kawasan lindung," tutur Rebecca Ray, seorang peneliti senior.

"Keuangan luar negerinya telah dikaitkan dengan risiko signifikan terhadap keanekaragaman hayati," lanjutnya.

Oleh karenanya, pembangunan bendungan besar China, masih belum memiliki daerah terlarang dan yang jelasnya proyek mereka saat ini mengganggu semua habitat laut.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x