Demi Bantu Pengungsi Afghanistan, 3 Mantan Presiden AS dan Beberapa Pihak Bersatu Luncurkan Situs

- 15 September 2021, 07:45 WIB
3 mantan presiden AS dan istri serta beberapa pihak meluncurkan kelompok untuk membantu pengungsi AS lewat sebuah situs.
3 mantan presiden AS dan istri serta beberapa pihak meluncurkan kelompok untuk membantu pengungsi AS lewat sebuah situs. /REUTERS/Jason Reed

PR CIREBON – Tiga mantan presiden Amerika Serikat (AS) membentuk sebuah perkumpulan baru untuk membantu pengungsi Afghanistan yang menetap di negara itu.

Ketiga mantan presiden AS yang bersatu membantu pengungsi Afghanistan tersebut yaitu dari Partai Republik George W Bush dan dari Partai Demokrat Bill Clinton dan Barack Obama.

Perkumpulan itu dibentuk oleh tiga mantan presiden AS usai evakuasi pasukan negara itu dari Afghanistan yang menandai akhir dari perang selama 20 tahun.

Baca Juga: Tak Terduga! Jihoon TREASURE Berikan Hadiah Ulang Tahun ini hingga Buat Sungchan NCT Tertawa!

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, perkumpulan yang dinamakan Welcome.US itu tidak hanya diisi oleh Bush, Clinton dan Obama tapi juga para istri mereka, koalisi kelompok advokasi serta bisnis AS.

Perkumpulan itu diluncurkan pada Selasa, 14 September 2021 waktu setempat dengan situs web yang akan menjadi satu titik masuk.

Situs itu akan untuk memudahkan orang Amerika menyumbang, menjamu keluarga pengungsi melalui aplikasi sewa rumah Airbnb atau menemukan cara lain untuk membantu.

Baca Juga: Ini Dia Warna Favorit Tanda Zodiak Gemini, Cancer, dan Scorpio, Salah Satunya Oranye

Hal itu diutarakan oleh John Bridgeland, seorang pejabat di mantan Presiden George W Bush dan ketua bersama upaya tersebut.

Puluhan ribu warga Afghanistan telah tiba di Amerika Serikat sebagai bagian dari evakuasi AS.

Banyak dari mereka akan menghadapi risiko jika mereka tetap berada di bawah Taliban setelah bekerja dengan AS dan pasukan sekutu atau dengan badan-badan Amerika dan internasional.

Baca Juga: BTS Resmi Ditunjuk Presiden Moon Jae In Sebagai Utusan Khusus Korea Selatan di Majelis Umum PBB

"Ribuan warga Afghanistan berdiri bersama kami di garis depan untuk mendorong dunia yang lebih aman, dan sekarang mereka membutuhkan bantuan kami," kata Bush dan istrinya Laura dalam sebuah pernyataan.

Penyelenggara mengatakan telah ada curahan dukungan bipartisan untuk pengungsi Afghanistan, termasuk gubernur Republik dan Demokrat yang telah menandatangani upaya tersebut.

Sejumlah pemimpin negara bagian dan lokal AS mengatakan mereka akan menyambut pengungsi ke dalam komunitas mereka.

Baca Juga: Terkadang Buat Rumit, ini 4 Kebiasaan Zodiak Scorpio Saat Tengah Jatuh Cinta!

Meskipun demikian, imigrasi tetap menjadi masalah yang memecah belah di beberapa bagian negara itu.

Di bawah mantan Presiden Donald Trump, seorang Republikan, penerimaan pengungsi dari seluruh dunia dipangkas ke level terendah dalam beberapa decade.

Welcome.US juga mendapat dukungan dari lebih dari 280 orang dan entitas, termasuk bisnis AS seperti Microsoft, Starbucks, dan CVS Health.

Baca Juga: Virus Corona Varian Mu dan Lambda Disebut Tidak Bisa Lampaui Delta, Simak Alasannya Menurut Ahli Virologi

Ada pula berbagai organisasi nirlaba, kelompok veteran, dan agen pemukiman kembali.

Sementara itu, pemerintahan Joe Biden bekerja untuk menampung sebanyak 50.000 pengungsi di pangkalan militer di Amerika Serikat.

Lainnya tetap berada di pusat pemrosesan di dekat bandara AS tempat mereka mendarat, dan lebih banyak pengungsi berada di instalasi AS atau terjebak di negara ketiga di luar negeri.

Baca Juga: Tanggapi Pelonggaran di Sejumlah Sektor pada PPKM, Mardani Ali Sera: Landai Bukan Berarti Santai

Beberapa organisasi pengungsi telah mendorong Amerika Serikat untuk mengadopsi program sponsor swasta atau komunitas untuk pengungsi individu, mirip dengan model yang digunakan di Kanada.

"Kami ingin memanfaatkan momen ini dan kebutuhan besar untuk mengakses semua kapasitas di luar sana di Amerika Serikat untuk mendukung pengungsi Afghanistan," kata Nazanin Ash dari Komite Penyelamatan Internasional pada peluncuran situs itu.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x