“Sangat penting bahwa setiap orang yang merasa tersinggung atau tertindas oleh pemerintah ini turun ke jalan, karena kita perlu berjuang untuk kembalinya demokrasi,” ujar Laise de Oliveira, seorang pekerja sosial berusia 65 tahun.
Bolsonaro, yang meremehkan virus Corona dan keparahan wabah, selama berbulan-bulan telah menolak seruan untuk memberlakukan pembatasan kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Raj Kundra Ditangkap karena Kasus Pornografi, Shilpa Shetty Klaim 'Hotshots' Konten Aplikasi Erotika
Hingga saat ini, wabah Covid-19 di negara itu telah menewaskan lebih dari 548.000 orang di seluruh Brasil.
Data itu adalah jumlah kematian tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Sebuah komisi Senat Brasil pada bulan April meluncurkan penyelidikan terhadap penanganan krisis oleh pemerintah, sementara Bolsonaro telah melihat popularitasnya turun di tengah serangkaian skandal.
Baca Juga: Erick Thohir Blusukan Jenguk Karyawan BUMN Isoman: Kaya Romeo dan Juliet Nih Kita
Sebuah survei baru-baru ini menunjukkan mayoritas orang Brasil akan mendukung upaya untuk memakzulkannya.
Bolsonaro juga berada di bawah tekanan politik setelah muncul pertanyaan tentang dugaan penyimpangan dalam proses pengadaan vaksin Covid-19, serta tuduhan korupsi di masa lalu. Bolsonaro membantah tuduhan itu.
“Apa yang kita saksikan adalah hilangnya dukungan politik untuk presiden,” ujar Claudio Couto, seorang ilmuwan politik di Getulio Vargas Foundation di Brasil.