PR CIREBON- Presiden Chad Idriss Deby meninggal dunia di garis depan saat melawan para pemberontak, kata komandan militer negara itu.
Presiden Idriss Deby, meninggal diusia 68 tahun karena luka yang dideritanya dalam kunjungan ke garis depan kampanye melawan pemberontak di Chad utara, kata militer di televisi dan radio nasional pada hari Selasa.
Penyebab pasti kematian Presiden Chad Idriss Deby, belum dapat segera dikonfirmasi secara independen karena lokasinya yang terpencil, tetapi militer mengatakan dia telah mengambil "kepemimpinan heroik dalam operasi tempur melawan teroris yang datang dari Libya".
Baca Juga: Taemin SHINee Ungkap Tanggal Resmi Dirinya Wamil, Shawol: Bagaimana Ini Bisa Terjadi?
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Sky News, Bedy, salah satu pemimpin penguasa terlama di Afrika, mengambil lebih dari 79% suara, menurut hasil resmi, tetapi para pemimpin oposisi memboikot pemungutan suara 11 April.
Setelah terluka dalam pertempuran, Idriss Deby, yang dikenal sering mengunjungi pasukan garis depan, kemudian dibawa ke ibu kota N'Djamena, kata jenderal itu.
Beberapa pengamat asing berpendapat bahwa hal itu menimbulkan keraguan pada pengawal pelindungnya, atau bahwa militer negara itu telah meremehkan ancaman yang ditimbulkan pemberontak.
Baca Juga: Studi Penelitian: Keragaman Genetik Ikan Salmon Telah Menurun Sejak Diperkenalkannya Budidaya Ikan
Laith Alkhouri, seorang penasihat intelijen global, mengatakan hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai penilaian pasukan keamanan atas bentrokan tersebut dan intelijen mereka mengenai parahnya situasi tersebut.