Sindir Joe Biden Soal Kesepakatan Nuklir Iran, Hassan Rouhani Sebut Tak Ada Upaya Serius

- 31 Maret 2021, 20:25 WIB
 Presiden Iran Hassan Rouhani menyindir soal kesepakatan nuklir dengan Amerika dan menyebut Joe Biden menerapkan kebijakan serupa Trump.*
Presiden Iran Hassan Rouhani menyindir soal kesepakatan nuklir dengan Amerika dan menyebut Joe Biden menerapkan kebijakan serupa Trump.* / /Instagram.com/@hrouhani//Jaksel News

PR CIREBON - Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh Presiden AS Joe Biden melakukan kebijakan yang serupa dengan mantan Presiden, Donald Trump.

Dikatakan Hassan Rouhani, bahwa telah ditujukan tak adanya upaya serius untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir 2015.

Rouhani mengatakan, dalam pidato Kabinet bahwa pernyataan yang dibuat Biden mengkritik kebijakan Trump terhadap Iran.

Baca Juga: Rusia Tidak Setuju dengan Hasil Laporan HAM Amerika Serikat

Selain itu juga soal penarikannya dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama multinasional pada 2018 Rencana Aksi Komprehensif Bersama multinasional pada 2018.

Disampaikan, kebijakan itu tidak mengakibatkan perubahan langsung dalam kebijakan AS.

Biden telah mengatakan berkali-kali, bahwa dia bermaksud bergabung kembali dalam perjanjian tersebut.

Baca Juga: Kapolri Buka Suara Soal Terduga Teroris Perempuan yang Serang Mabes Polri

Dengan mencairkan sanksi terhadap Iran, sebagai imbalan atas tindakan yang mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

"Apakah Anda setuju bahwa Trump adalah seorang teroris? Jika tidak, maka semua pembicaraan Anda tidak valid," kata Rouhani, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari United Press Internasional pada Rabu, 31 Maret 2021.

"Jika Anda melakukannya, maka Anda tidak harus melanjutkan aksinya selama satu detik lagi," ujar Rouhani melanjutkan.

Baca Juga: Khawatir Ada Serangan Teror Susulan, Rumah Dinas Kapolri Listyo Sigit Dijaga Ketat

Menteri luar negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga mengkritik pemerintahan Biden pada hari Selasa.

Bahkan, dia membandingkan antara Joe Biden dan Donald Trump.

"Sungguh ironis bahwa (Departemen Luar Negeri AS) sekarang meminta Iran untuk mematuhi kesepakatan yang ditinggalkan oleh pemerintahan Trump," cuit Zarif.

Baca Juga: Pasca Penembakan Mabes Polri oleh Terduga Teroris, Rumah Kapolri Langsung Dijaga Ketat

Dia menyatakan, pemerintahan Joe Biden mengikuti jejak dari Donald Trump, yang mencoba memberikan sanksi.

"Mengikuti jejak Trump saat mencoba menggunakan sanksi yang melanggar hukum sebagai 'pengaruh'. Kebiasaan buruk sulit dihilangkan," sambungnya.

Dia pun mengimbau untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

Baca Juga: Ada Apa di Mabes Polri? Terdengar Suara Tembakan hingga Tim Gegana Brimob Masuki Kompleks

Juga pada hari Selasa, Presiden Rusia Vladimir Putin, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron membahas kesepakatan nuklir selama panggilan konferensi.

Dalam konferensi, mereka lebih suka mempertahankan kesepakatan dan membawa Iran kembali ke kepatuhan.

Prancis mengeluarkan pernyataannya sendiri setelah pertemuan itu, mengatakan akan mengambil tindakan atas masalah tersebut.

Baca Juga: Terduga Teroris Berpakaian Serba Hitam Tewas usai Terlibat Baku Tembak di Mabes Polri

Negara-negara tersebut, Amerika Serikat, Inggris, dan China adalah bagian dari kesepakatan awal yang membatasi program nuklir Iran.

Trump menarik diri dari pakta tersebut tiga tahun lalu dan menganggapnya sebagai "kesepakatan buruk".

Setelah itu Teheran mengambil langkah-langkah berturut-turut untuk menjauhkan diri dari perjanjian.

Baca Juga: Diduga Ada Serangan Teroris, Terdengar Suara Tembakan 6-7 Kali di Mabes Polri

Termasuk juga meningkatkan pengayaan uranium.

Biden dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan mereka berniat untuk bergabung kembali dengan kesepakatan.

Namun, belum ditunjukkan kapan rencana tersebut akan dilaksanakan.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: United Press Internasional


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x