Sanksi Kanada pada Rusia atas Krimea Dianggap Sia-sia, Misi Diplomatik: Pemalsuan Sejarah

- 30 Maret 2021, 12:15 WIB
Adanya sanksi Kanada pada Rusia dianggap sia-sia, pihak misi diplomatik memberikan penjelasannya.*
Adanya sanksi Kanada pada Rusia dianggap sia-sia, pihak misi diplomatik memberikan penjelasannya.* /REUTERS/Alessandro Bianchi

PR CIREBON - Kedutaan Besar Rusia di Ottawa mengatakan, sanksi baru Kanada terhadap Rusia atas Krimea adalah sia-sia.

Disebutkan, sanksi baru Kanada terhadap Rusia atas Krimea itu bertentangan dengan hukum internasional dan mengabaikan kenyataan.

"Sanksi baru anti Rusia Kanada atas Krimea, berdasarkan kebohongan, pemalsuan sejarah dan mengabaikan kenyataan," ucap misi diplomatik, sebagaimana dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Russian News Agency.

Baca Juga: Namanya Terseret Pusara Kasus Korupsi Bansos hingga Dipanggil KPK, Cita Citata: Aku Drop dan Sedih Banget

"Benar-benar sia-sia dan tidak hanya bertentangan dengan hukum internasional tetapi juga prinsip-prinsip kemanusiaan," sambungnya.

Ia melanjutkan, tak peduli dengan cara para sponsor Barat dari rezim Kiev menghukum para pembangun dan operator kereta api, yang menghubungkan semenanjung itu dengan Rusia.

"Itu berhasil dan akan terus melayani tujuan negara kami," ujarnya.

Baca Juga: Korea Selatan Dianggap Dukung Kutukan AS terkait Peluncuran Rudal Korut, Kim Yo Jong Mengecam Moon Jae In

Kedutaan menekankan, bahwa seharusnya tak ada keraguan akan Krimea sebagai bagian dari Rusia.

Sebab, dalam referendum 2014 mayoritas orang Krimea dengan bebas dan damai mendukung adanya reunifikasi dengan Rusia.

"Pemungutan suara tersebut memenuhi hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, yang diabadikan dalam Piagam PBB," paparnya.

Baca Juga: Hak Asuh Azka Corbuzier Jatuh ke Tangan Deddy Corbuzier, Kalina Ocktaranny Ungkap Penyesalannya Soal Anak

Selain itu, juga membantu menyelamatkan mereka dari kekerasan orang-orang, yang menekan bahasa Rusia dan budaya Rusia, memutuskan hubungan berabad-abad antara kelompok persaudaraan demi kepentingan orang lain.

Setiap orang, yang berhasil mengunjungi Republik Krimea setelah kembali ke pelabuhan asalnya, melihat perkembangan dinamis semenanjung, penguatan perdamaian antaragama dan melindungi hak-hak orang-orang yang tinggal di sana.

Pada hari Senin 29 Maret 2021, Kanada memberikan sanksi baru terhadap Moskow atas reunifikasi Krimea dengan Rusia.

Baca Juga: Prilly Latuconsina Ungkap Alasan Tak Ada Pria yang Mengajaknya Kencan, Salah Satunya Karena Takut

Sanksi tersebut menargetkan dua individu dan empat entitas, yang terkait dengan pembangunan Jembatan Krimea.

Menurut Ottawa, Rusia diduga melanggar hak-hak orang yang tinggal di Krimea dan secara ilegal menempatkan warga Rusia di semenanjung itu.

Kanada siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut dengan sekutu dan mitra yang sesuai kebutuhan.

Baca Juga: Sentil Jusuf Kalla Soal Teror Nasional, Ferdinand Hutahaean: Saya Justru Merasa Terteror

Setelah kudeta di Ukraina pada Februari 2014, Krimea dan Sevastopol mengadakan referendum, di mana 96,7 persen dari Krimea dan 95,6 persen pemilih Sevastopol memilih untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani kesepakatan reunifikasi pada 18 Maret 2014, yang diratifikasi oleh Dewan Federasi (majelis tinggi parlemen Rusia) pada 21 Maret 2014.

Terlepas dari hasil referendum yang meyakinkan, Kiev menolak mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Russian News Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x