Adu Domba Rusia dan Tiongkok Soal Vaksin, Jurnalis Belanda Kena Cecar Kemenlu

- 3 Maret 2021, 06:20 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pixabay/HakanGERMAN/

PR CIREBON - Jurnalis Belanda telah mencoba untuk merendahkan bantuan yang diberikan Rusia ke negara-negara yang terkena pandemi Covid-19.

Dikatakan juga, sikap jurnalis Belanda tersebut dimaksudkan untuk membuat perselisihan antara Moskow dan Beijing.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyampaikan, jurnalis Belanda tersebut mengadu upaya masing-masing pihak untuk mempromosikan vaksin ke pasar luar negeri.

Baca Juga: Heran Kenapa Harus Miras, Mardani Ali Sera: Padahal Negeri Kita Punya Banyak Peluang Investasi

Kementerian Luar Negeri memperhatikan publikasi di situs web penyiar televisi Belanda NOS dan surat kabar Algemeen Dagblad.

"Wartawan Belanda mencoba meremehkan pentingnya bantuan Rusia untuk negara-negara yang terkena pandemi," katanya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Russian News Agency pada Selasa, 2 Maret 2021.

Jika mereka bisa dipercaya, Moskow telah menggunakan vaksin Sputnik V untuk iklan sendiri dan untuk memperluas pengaruh politik di Afrika, Amerika Latin dan Timur Tengah," ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Hubungkan Rumahnya dengan sang Selingkuhan, Kuli Bangunan di Meksiko Nekat Bangun Terowongan Cinta

Kemenlu mengatakan, upaya negara beruang merah salah jika dibandingkan dengan upaya negara tirai bambu, dalam mempromosikan vaksin CoronaVac ke pasar luar negeri.

"Bagaimana ini tidak bisa disebut skema untuk membuat perpecahan antara Rusia dan Tiongkok?," ucapnya.

Selain itu, media massa yang "secara kategoris" menyatakan bahwa di Rusia pasokan vaksin terbatas, dan statistik terkait vaksinasi terdistorsi.

Baca Juga: Sebut Covid-19 Tidak akan Berakhir di Akhir 2021, WHO Ungkap Vaksin Dapat Bantu Pengendalian

Kemenlu menuturkan, tuduhan seperti itu didukung oleh referensi yang meragukan dan pusat penelitian yang tidak dikenal.

Disebutnya, jelas sekali publikasi seperti itu berdasarkan kesimpulan yang tidak masuk akal.

Juga sebagai pengalih perhatian publik Belanda dari masalah yang sebenarnya.

Baca Juga: Penghasilannya Dikabarkan Dipotong 40 Persen oleh Rans Entertainment, Dimas Ahmad: Nggak Segede Itu

"Belanda telah menghadapi selama pandemi: vaksinasi massal terhenti dan reaksi orang-orang terhadap tindakan yang diambil oleh pihak berwenang semakin akut," katanya.

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: TASS Rusian News Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x