Pakar bunuh diri Jepang, Michiko Ueda, mengatakan bahwa sebagian dari masalah bunuh diri di negara itu karena semakin banyaknya wanita lajang yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
“Banyak wanita yang tidak menikah lagi. Mereka harus menopang kehidupan mereka sendiri, dan mereka tidak memiliki pekerjaan tetap.
"Jadi ketika sesuatu terjadi seperti pandemi, tentu saja, mereka akan terkena dampak yang sangat keras,” sambungnya.
Lebih banyak milenial Jepang, secara umum, hidup sendiri, dan menjadikan lingkungan kerja sebagai sumber utama sosialisasi langsung mereka.
Baca Juga: Parlemen Kanada Keluarkan Mosi, Putuskan Tiongkok Lakukan Genosida Terhadap Muslim Uighur
“Sebelum pandemi, hari-hari biasa bagi mereka yang tinggal sendirian di perkotaan akan terlihat seperti ini: Mereka bekerja dari pagi hingga malam, minum setelah bekerja atau makan bersama teman-teman dan kemudian pulang ke rumah,'' kata Manjo Shimahara, seorang aktivis.
Ia mengatakan, pandemi telah membuat banyak orang lajang menyadari kenyataan tentang bagaimana mereka tidak mengenal siapa pun di lingkungan mereka atau memiliki bar lokal yang dapat mereka sebut sebagai tempat bersenang-senang.
Sementara itu, Inggris juga mulai menunjuk Menteri Kesepiannya pada tahun 2018 lalu.***