Dinilai Merugikan, Tiga Komunitas Muslim Prancis Tolak Piagam Anti-Ekstremisme

- 21 Januari 2021, 15:32 WIB
Ilustrasi bendera Prancis./
Ilustrasi bendera Prancis./ /Pixabay/Jacqueline Macou

Macron telah mencela promosi ‘Islam politik’ di Prancis pada November tahun lalu, setelah seorang guru dipenggal di luar sekolahnya.

Baca Juga: Bandingkan NU dan Muhammadiyah dengan FPI, Ferdinand Hutahaean Serang Pandji Pragiwaksono

Sang guru menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya sebagai bagian dari pelajaran kebebasan berbicara.

Serangan itu memicu tindakan keras terhadap masjid ekstremis dan asosiasi Islamis, bersama dengan pertahanan kuat sekularisme Prancis.

Macron mengatakan bahwa piagam tersebut menawarkan klarifikasi tentang bagaimana komunitas Muslim diorganisir.

Baca Juga: KIPI Vaksinasi, Tim Penanganan Covid-19: Gejala Ringan, Ada yang Lapar dan Mengantuk

Piagam itu, menurutnya, juga akan memberikan kerangka kerja bagi Dewan Nasional Imam baru yang akan bertanggung jawab untuk memeriksa para imam yang berpraktik di negara tersebut.

Masa depan piagam sekarang tidak pasti.

Tiga komunitas, dua di antaranya adalah organisasi Prancis-Turki dan yang lainnya menggambarkan dirinya sebagai komunitas pengajaran dan budaya, mengatakan mereka akan menerima piagam hanya setelah konsultasi luas, demokratis dan partisipatif.

Baca Juga: Joe Biden Resmi jadi Presiden AS, Begini Harapan Puan Maharani dan Presiden Jokowi

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x