PR CIREBON - Ilmuwan Afrika Selatan telah menemukan senyawa kimia yang memiliki potensi dapat digunakan untuk lini obat baru mengobati malaria.
Bahkan dikatakan juga dapat membunuh parasit dalam tahap infeksius, yang sebagian besar obat tersedia tidak sampai membunuh parasit.
Penelitian yang dipimpin oleh Universitas Pretoria, diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pekan ini, menemukan bahwa senyawa kimia yang menjalani uji coba.
Baca Juga: Geram Kapal Asing yang Masuk Perairan Indonesia Terus Berulang, Sukamta: Tenggelamkan!
Diantaranya untuk pengobatan tuberkulosis dan kanker, penghambat JmjC ML324 dan kandidat klinis antituberkular SQ109, dapat membunuh penyakit.
Menyebabkan parasit pada tahap yang biasanya menginfeksi orang lain.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada November bahwa kematian akibat malaria selama pandemi Covid-19 jauh lebih tinggi dibanding mereka yang meninggal karena Covid-19.
Baca Juga: 4.836 Boks Es Krim Terkontaminasi Virus Corona, Tiongkok Minta Pelanggan Melapor
Malaria telah membunuh lebih dari 400 ribu orang di seluruh dunia pada 2019, menurut angka WHO terbaru, hampir semuanya berasal dari Afrika.
Ada 229 juta kasus di seluruh dunia, 215 juta di antaranya di benua itu.
Baca Juga: Tiongkok Hadirkan Sample Es krim Jenis Baru, Es Krim Tersebut Dinyatakan Terinfeksi Covid-19
Sebagian besar obat untuk malaria digunakan setelah masuk ke hati atau setelah menginfeksi sel darah merah.
Satu-satunya obat yang dapat memberikan efek selama fase penularan, primakuin, tidak banyak digunakan, karena kekhawatiran tentang efek sampingnya.
“Jika kita dapat mengembangkan senyawa ini ... maka kita memiliki alat tambahan baru yang dapat kita gunakan untuk memberantas malaria,” kata Birkholtz, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters pada Jumat, 15 Januari 2021.
Lebih banyak tes masih perlu dilakukan sebelum senyawa tersebut dapat disetujui sebagai pengobatan untuk malaria.