Pada November 2019, administrator tertinggi Xinjiang, Shohrat Zakir, bahwa wilayah otonom akan diubah menjadi "pusat peternakan babi"; Sebuah tindakan yang menurut orang Uighur adalah penghinaan terhadap cara hidup mereka.
Baca Juga: Merasa Jadi Kambing Hitam atas Korupsi Edhy Prabowo, Ngabalin Lapor Polisi: Pencemaran Nama Baik
Proyek ini diperkirakan akan menempati area seluas 25.000 meter persegi (82 kaki persegi) di sebuah taman industri di daerah Konaxahar Kashgar, berganti nama menjadi Shufu, menurut situs berbahasa Mandarin, Sina.
Kesepakatan itu secara resmi ditandatangani pada tanggal 23 April tahun ini. Orang Uighur merupakan 90 persen dari populasi di kota dan daerah sekitarnya.
"Ini adalah bagian dari upaya untuk sepenuhnya memberantas budaya dan agama orang-orang di Xinjiang," kata Zenz kepada Al Jazeera.
“Ini adalah bagian dari strategi sekularisasi, mengubah Uighur sekuler dan mengindoktrinasi mereka untuk mengikuti partai komunis dan menjadi agnostik atau ateis,” tambahnya.***