Ivermectin Diklaim Bisa Jadi Obat Corona, Pakar: Aman, Tanpa Ada Efek Samping

- 28 Oktober 2020, 12:40 WIB
Ilustrasi vaksin covid-19.
Ilustrasi vaksin covid-19. /Pixabay/geralt
PR CIREBON - Pandemi virus corona (Covid-19) telah meresahkan manusia dari sejak Februari 2020 lalu. Sudah beberapa bulan berjalan, wabah ini semakin mengkhawatirkan saja. Tidak hanya melanda Indonesia namun juga 215 negara di berbagai belahan dunia.
 
Oleh karena itu, berbagai negara saat ini pun tengah bekerja sama mengatasi covid-19, salah satunya dengan melakukan uji coba terhadap vaksin yang dibuat guna melawan virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok tersebut. 
 
Selain vaksin, beragam klaim tentang obat Covid-19 sempat menimbulkan kontroversi. Salah satunya Ivermectin, obat corona yang diklaim aman dan tanpa ada efek samping.
 
 
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI, Peneliti dari Departemen Penelitian dan Pengembangan PT Harsen Laboratories, Dr. Herman Sunaryo.MS menjelaskan Ivermectin ditemukan pada tahun 1975.
 
Menurut Herman, obat ini semula digunakan oleh veteriner untuk mengobati hewan ternak dan peliharaan yang sakit akibat parasit misalnya heartworm.
 
Namun perkembangannya, sejak 1981 obat ini telah digunakan untuk mengobati manusia yang sakit akibat infeksi parasit juga, misalnya river blindness yang disebabkan Onchocerca volvulus, strongyloidosis dan lain sebagainya.
 
 
Bahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui penggunaan Ivermectin untuk penyakit akibat parasit pada manusia. Demikian juga WHO yang memasukkan ivermectin dalam daftar obat penting pada tahun yang sama.
 
“Sampai sekarang penggunaan Ivermectin sudah miliaran dosis dan tidak ada laporan efek samping yang berbahaya dan keamanannya baik,” kata Herman pada Selasa, 27 Oktober 2020.
 
Selain itu, Invermectin juga diklaim dapat menghambat Perkembangan Covid-19 Dalam Waktu 48 Jam.
 
 
Ketika kasus Covid-19 merebak, sejak awal tahun 2020 lalu, peneliti Monash University, Australia menerbitkan penelitian mengenai Ivermectin. 
 
Obat ini dinyatakan dapat menghambat perkembangan virus covid 19 dalam biakan sel. Dalam penelitian tersebut RNA virus berkurang 93% - 99,8% dalam waktu 24 jam. Efek ini juga bertahan sampai 72 jam dalam pembiakan sel (invitro).
 
Ini yang menjadi awal penggunaan Ivermectin untuk infeksi covid 19. Sejumlah negara seperti Peru, Republik Dominica, Bangladesh dan India telah menggunakan obat ini.
 
 
Selain itu, sebuah studi kolaboratif yang dipimpin oleh Monash Biomedicine Discovery Institute (BDI) dengan Institut Infeksi dan Imunitas Peter Doherty (Doherty Institute), perusahaan patungan dari Universitas Melbourne dan Rumah Sakit Royal Melbourne, telah menunjukkan bahwa obat anti-parasit seperti cacing gelang Ivermectin yang sudah tersedia di pasaran dapat membunuh virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dalam waktu 48 jam.
 
“Masyarakat mungkin tidak tahu mengenai ivermectin ini, karena di Indonesia obat ini lebih sering untuk veteriner. Tetapi keprihatinan terhadap pasien Covid-19 yang meninggal tanpa obat telah menggerakkan para dokter di Peru, Dominica, Bangladesh dan India untuk menggunakan ivermectin. Selain obat ini sudah off paten, dapat digunakan oleh manusia juga harganya murah, aman dan efektif,” ungkap Herman.
 
Lebih lanjut, Herman menambahkan, sejumlah negara bahkan Amerika Selatan juga telah menggunakan Ivermectin sebagai pengobatan dan tindakan pencegahan setelah penelitian laboratorium awal menunjukkan bahwa obat itu dapat menghilangkan Covid-19.
 
 
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA) menegaskan perlu pengujian lanjutan untuk memastikan apakah ivermectin dapat mencegah atau mengobati Covid-19. Ivermectin sendiri sudah disetujui untuk infeksi parasite.
 
Karena itu PT Harsen bersedia melakukan uji klinis untuk Invermectin sebagai pengobatan Covid 19.
 
“Jika mendapatkan lampu hijau dari pemerintah kami bersedia tanpa harus dibiayai oleh pemerintah untuk melakukan uji klinis terhadap Ivermectin. Dengan demikian kami dapat turut berkontribusi pada kesehatan masyarakat khususnya di kondisi Pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.
 
 
Bahkan Herman memastikan jika Ivermectin terbukti dapat menolong pasien Covid maka diperkirakan masyarakat hanya akan mengeluarkan biaya sekitar Rp.5.000/tablet.
 
“Itu sangat terjangkau, apalagi melihat riwayat jurnal dan pengobatan sebelum di negara lain hanya dibutuhkan 3 tablet a 12mg/tablet, untuk pengobatan orang dewasa,” jelas Herman.
 
Penggunaan Ivermectin untuk memerangi COVID-19 akan tergantung pada hasil pengujian pra-klinis lebih lanjut dan pada akhirnya uji klinis.***
 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x