Lebih lanjut, pada kelompok usia itu sekitar satu dari lima orang memiliki pemikiran tentang lebih baik mati. Sebanyak 15 persen memikirkan hal ini setiap hari dan 20 persen beberapa hari dalam seminggu.
Mengatasi kondisi demikian, Kemen PPA sudah menyediakan yakni layanan keluarga preventif dan promotif sebagai tempat pembelajaran untuk meningkatkan peran keluarga dalam pengasuhan berbasis hak anak atau PUSPAGA di 12 provinsi dan 134 kabupaten/kota di Indonesia.
Baca Juga: Jelang Pemilu AS, Google Keluarkan Fitur-fitur Baru untuk Bantu Sukseskan Pemilihan Presiden
Data pada tahun 2020 menunjukkan, sudah ada 69 psikolog dan 291 konselor yang tergabung dalam layanan ini.
Selain itu, ada juga layanan Sejiwa melalui hotline 119, Ext.8 atau daring untuk membantu membangun kesehatan jiwa di dalam keluarga.
Dengan tersedianya berbagai layanan informasi mengenai kesehatan jiwa dan konseling kejiwaan diharapkan masyarakat bisa segera mendapatkan bantuan ketika membutuhkan layanan mengenai kesehatan kejiwaan terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Baca Juga: Biofarma Siap Produksi Vaksin Covid-19 Setelah Selesai Lakukan Uji Klinis Fase 3 pada 1.620 Relawan
Kemen PPA juga aktif menggali informasi mengenai kesehatan kejiwaan masyarakat di berbagai wilayah Indonesia selama pandemi.
Terkait temuan masalah psikologis khususnya pada anak selama pandemi ini, Rohika mengatakan peran keluarga dalam pengasuhan anak menjadi hal penting. Dia menekankan pengasuhan berbalut “CINTA” untuk membangun kesehatan jiwa anak terutama di masa pandemi.
“CINTA” ini yakni menciptakan iklim positif di rumah, ingat dan menerapkan peran sebagai sahabat anak, niatkan untuk menjadi keluarga, temui layanan bantuan jika mengalami kendala dan aplikasikan protokol kesehatan keluarga.