Jangan Salah Mengira Perasaan, Simak Perbedaan Utama Depresi dan Sindrom Kelelahan

- 10 Oktober 2020, 13:02 WIB
Ilustrasi depresi.
Ilustrasi depresi. /Pixabay/Foundry Co/

PR CIREBON - Depresi dan sindrom kelelahan kronis adalah dua kondisi yang dapat membuat seseorang merasa sangat lelah, bahkan setelah istirahat malam yang cukup.

Ini memungkinkan untuk memiliki kedua kondisi pada saat yang bersamaan. Mudah juga untuk salah mengira perasaan lelah sebagai depresi dan sebaliknya.

Depresi terjadi ketika seseorang merasa sedih, cemas, atau putus asa untuk waktu yang lama. Orang yang depresi seringkali mengalami masalah tidur. Mereka mungkin tidur terlalu banyak atau tidak tidur sama sekali.

Baca Juga: Jurnalis Alami Kekerasan dari Aparat saat Liput Unjuk Rasa, PWI Minta Polri Ambil Langkah Hukum

Sindrom kelelahan kronis adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang terus menerus merasakan kelelahan tanpa sebab yang mendasarinya. Terkadang sindrom kelelahan kronis salah didiagnosis sebagai depresi.

Perbedaan utama antara kondisi ini adalah sindrom kelelahan kronis pada dasarnya adalah gangguan fisik, sedangkan depresi adalah gangguan kesehatan mental. Mungkin ada beberapa yang tumpang tindih di antara keduanya.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Health Line, gejala depresi bisa meliputi.

Baca Juga: Meski Dihadang Demo di Seluruh Daerah, Jokowi Teguh Tak akan Batalkan UU Cipta Kerja

1. Perasaan sedih, cemas, atau hampa yang terus menerus
2. Perasaan putus asa, tidak berdaya, atau tidak berharga
3. Tidak tertarik pada hobi yang pernah Anda nikmati
4. Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit
5. Kesulitan berkonsentrasi dan membuat keputusan

Gejala fisik juga bisa terjadi dengan depresi. Orang mungkin sering mengalami sakit kepala, kram, sakit perut, atau sakit lainnya.

Mereka mungkin juga mengalami kesulitan untuk tidur atau tidur sepanjang malam, yang dapat menyebabkan kelelahan.

Baca Juga: Demo Tolak UU Ciptaker Merebak di Indonesia, Jokowi: Pada Dasarnya Dilatarbelakangi Disinformasi

Orang dengan sindrom kelelahan kronis sering kali memiliki gejala fisik yang tidak sering dikaitkan dengan depresi. Ini termasuk nyeri sendi, kelenjar getah bening, nyeri otot, dan sakit tenggorokan.

Depresi dan sindrom kelelahan kronis juga memengaruhi orang secara berbeda dalam hal aktivitas sehari-hari. Orang dengan depresi sering merasa sangat lelah dan tidak tertarik melakukan aktivitas apa pun, terlepas dari tugas atau upaya yang diperlukan. Sedangkan penderita sindrom kelelahan kronis biasanya ingin melakukan aktivitas tetapi merasa terlalu lelah untuk melakukannya.

Sayangnya, orang yang mengalami sindrom kelelahan kronis mungkin mengalami depresi, dan meskipun depresi tidak menyebabkan sindrom kelelahan kronis, hal itu tentunya dapat menyebabkan peningkatan kelelahan.

Baca Juga: Tuntut UU Cipta Kerja Lewat Jalur Hukum, Sarbumusi akan Ajukan Judicial Review ke MK

Banyak penderita sindrom kelelahan kronis mengalami gangguan tidur, seperti insomnia atau sleep apnea. Kondisi ini seringkali memperburuk kelelahan karena menghalangi orang untuk mendapatkan istirahat malam yang baik.

Saat seseorang merasa lelah, mereka mungkin tidak memiliki motivasi atau tenaga untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Bahkan berjalan ke kotak surat pun seperti lari maraton. Kurangnya keinginan untuk melakukan apa pun dapat membuat mereka berisiko mengalami depresi.

Kelelahan juga bisa memicu depresi. Orang dengan depresi sering merasa sangat lelah dan tidak ingin ikut serta dalam aktivitas apa pun.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Health Line


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x