PR CIREBON - Dalam dunia kedokteran, tidak ada istilah untuk masuk angin. Masuk angin hanyalah sebutan umum yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk gejala tidak enak badan, demam, meriang, pegal-pegal, dan perut kembung.
Masuk angin juga bukan termasuk penyakit, melainkan hanya kondisi sekumpulan gejala tertentu dari gangguan medis tertentu. Oleh karena itu, penyebab masuk angin sangatlah beragam, yang paling umum adalah karena suhu dingin.
Namun, mengutip penjelasan dari Medical News Today, cuaca tidak secara langsung menyebabkan jatuh sakit. Saat udara dingin, virus memang menyebar dengan lebih mudah sehingga tubuh makin rentan terkena penyakit, seperti flu dan batuk.
Tak hanya itu, bernapas di udara dingin juga menyebabkan pembuluh darah saluran pernapasan atas menyempit. Hal ini membuat sel-sel darah putih lebih sulit untuk melakukan perjalanan ke selaput lendir (membran mukosa). Akibatnya, tubuh akan lebih sukar untuk membunuh kuman.
Jadi, secara sepintas lalu, tampak cukup jelas bahwa konsep suhu dingin yang menyebabkan orang terserang flu adalah mitos.
Baca Juga: Dari Parkinson hingga Alergi Kacang, Pandemi Covid-19 Telah Mengerem Peluncuran Obat-obatan Baru
Terdapat mekanisme dimana menjadi dingin sebenarnya bisa membuat kita lebih rentan untuk terkena flu.
Virus flu mencoba memasuki tubuh manusia melalui hidung, tetapi mereka biasanya terperangkap dalam lendir di sana. Biasanya, lendir masuk kembali ke dalam tubuh, ditelan, dan virus dinetralkan oleh asam lambung.
Tetapi ketika kita menghirup udara dingin, saluran hidung menjadi dingin. Ini memperlambat pergerakan lendir, dan ini berarti bahwa rhinovirus hidup memiliki lebih banyak peluang untuk menembus penghalang lendir dan masuk ke dalam tubuh.