"Secara teori, dalam keadaan kebingungan seperti sekarang, orang mulai mencari media alternatif yang bisa lebih dipercaya karena dari berbagai informasi yang masuk membuat orang sulit membedakan mana yang benar, mana yang salah atau palsu," katanya.
Dosen Pascasarjana Undana Kupang juga mengatakan, disaat kondisi seperti ini media perlu menghadirkan produk pemberitaan yang menyejukkan terkait dengan pandemi Covid-19.
Baca Juga: Cek Fakta: Dikabarkan Rezim Jokowi Cabut TAP MPR Larangan Ajaran Komunisme, Simak Klarifikasinya
Mengapa demikian, terangnya karena hal itu penting sebba media menjadi arus utama. Media daring bisa mengontrol dirinya dibandingkan dengan jejaring media sosial, seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan lainnya.
Oleh karena itu, katanya, konten pemberitaan perlu diarahkan agar orang bisa merasa senang, bukan senang karena virusnya, tetapi bisa membayangkan masa depan karena merasa tidak binasa karena virus.
Baca Juga: Gunakan Hubungan Bilateral, AS Paksa Indonesia Pilih Pesawat Tempur F-15 daripada Sukhoi Su-35
"Ini penting karena saat ini melalui media sosial, orang-orang sudah tahu berapa orang yang kesulitan makan, yang dipecat dari pekerjaan, yang mengganggur, dan lainnya," katanya.
Alo Liliweri mengharapkan dalam kondisi seperti ini, media massa mampu hadir memberikan harapan positif tentang seperti apa kehidupan setelah pandemi.***