Untuk anak-anak, sekitar 60 persen kehilangan pendengaran masih bisa dicegah dengan beberapa cara seperti imunisasi untuk mencegah rubella dan meningitis.
Selain itu, melakukan screening untuk mendeteksi penyakit radang telinga tengah juga bisa dilakukan untuk mencegah anak kehilangan pendengaran.
Sedangkan untuk orang dewasa mengendalikan kebisingan, menjaga volume suara yang didengarkan, dan menjaga kebersihan telinga, akan mengurangi potensi gangguan pendengaran.
Baca Juga: Peduli Isu Iklim Global, Paus Fransiskus Ingatkan Soal Kejadian Banjir Bandang Nabi Nuh
Kunci pencegahannya adalah diagnosa awal. Jika gejala gangguan pendengaran dapat dideteksi dini maka penangannya akan lebih mudah.
Teknologi pendengaran, seperti alat bantu dengar dan implan koklea, jika disertai dengan layanan dukungan yang tepat dan terapi rehabilitasi maka akan efektif akan menbantu pendengaran anak-anak dan orang dewasa.
Dr Bente Mikkelsen, Direktur Departemen Penyakit Non-Menular WHO menjelaskan pentingnya setiap negara melakukan pendekatan ke masyarakat secara terpusat.
Baca Juga: Siap-siap! WhatsApp akan Keluarkan Aturan Baru, Jika Tidak Setuju Akun Dibekukan
Karena teknologi canggih dan solusi yang ditawarkan tak akan berguna jika tidak ada alur informasi yang tepat.*** (Rianti Setyarini/Kabar Besuki)