Dangke, Keju Lokal Khas Indonesia yang Enak Dimakan dengan Terasi

- 28 Januari 2021, 17:50 WIB
Dangke, keju lokal khas kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.*
Dangke, keju lokal khas kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.* /gizi.unida.gontor.ac.id

PR CIREBON - Keju tak hanya diproduksi di luar negeri, salah satu daerah di Indonesia juga dikenal sebagai wilayah penghasil keju.

Keju lokal yang dihasilkan di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, disebut Dangke.

Dangke merupakan makanan tradisional yang sudah ada semenjak zaman Belanda masih ada di Indonesia.

Baca Juga: Covid-19 Tembus Satu Juta Kasus, Politisi PKS: Pemerintah Jangan Gonta-ganti Kebijakan

Keju ini juga menjadi salah satu produk unggulan yang ada di Kabupaten Enrekang selain kopi kalosi.

Keju Dangke sudah mendapatkan hak patennya, sehingga dijadikan sebagai makanan khas Enrekang, Sulawesi Selatan.

Bahan dasar dari keju Dangke adalah susu kerbau atau susu sapi yang sudah difermentasi.

Baca Juga: Kemdikbud Beri Bantuan Rp1 Juta untuk Siswa, Berikut Ketentuan Agar Mendapatkannya!

Sementara untuk mengolah susu menjadi dangke ternyata melalui proses yang unik dan rumit.

Sebelum difermentasi, susu sapi segar akan dipanaskan dengan suhu kurang lebih 70 derajat Celcius.

Untuk kemudian setelah beberapa saat, susu tersebut akan diberi campuran getah pepaya muda yang biasa diambil dari buahnya.

Baca Juga: Gunung Merapi Semburkan Awan Panas Guguran, Boyolali Terdampak Hujan Abu

Getah pepaya mengandung enzim papain yang memiliki fungsi untuk memecah protein, sekaligus menggumpalkan susu, sebab itu nantinya dapat dibentuk dengan menggunakan tempurung kelapa.

Menikmati keju Dangke tak hanya ada satu cara. Keju bisa dimakan secara langsung, dibakar, digoreng, bahkan dimakan dengan nasi dan sambal terasi.

Beberapa masyarakat juga memakan keju Dangke sebagai pendamping Pulu Mandoti (beras ketan khas Enrekang).

Baca Juga: Sandiaga Uno Promosi Gerakan Wakaf Tunai, Rocky Gerung: Kreatifitasnya di Mana?

Tekstur Dangke yang elastis dan kenyal mirip dengan tahu, dan biasanya dibungkus dengan daun pisang.

Selain itu keju Dangke ini tidak mudah meleleh, sehingga sering dimakan begitu saja atau digoreng dengan minyak setelah direndam dalam bawang putih dan ketumbar.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Instagram Kemenparekraf, diyakini nama  Dangke diambil dari frase bahasa Belanda yaitu dank u, yang artinya terima kasih.

Baca Juga: Remaja Palestina Ditembak Tentara Israel Disebut Lakukan Penikaman, sang Ibu: Dia Hanya Pikirkan Ujian Sekolah

Ungkapan yang sering diucapkan oleh orang Belanda pada kunjungan pertama mereka ke Sulawesi Selatan saat disuguhi keju yang nikmat ini.

Menakjubkan bukan makanan lokal khas Indonesia.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Kemenparekraf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x