INDUSTRI musik Indonesia sudah berubah total. Khusus bikin album, merilis hingga promosi agar sampai kepada listener musik. Kini, bisa lewat label indie. Karena label major lagi pada "tiarap".
Kalau dulu band pilih jalur indie, itu karena karyanya ditolak lalu didikte oleh label besar, harus ikuti selera dari produser, komersil. Aturan dari Musica Studio, Aquarius, Sony dan Musikindo berlalu sudah.
Kini dengan modal kecil pun bisa mengejar impian. Pasar musik sekarang juga lebih luas tak hanya di dalam negeri tapi sampai mancanegara.
Baca Juga: Universitas Padjajaran Gelar Masa Orientasi Untuk Mahasiswa Baru Gelombang II Tahun 2022/2023
Proses kreatifitas itu muncul dengan jalan pilih label indie atau independent label. Membikin single atau album mini secara sendiri lalu dipromosikan ke kanal YouTube Musik.
Dahulu label indie tak begitu dikenal. Meskipun Prambors merilis "Dasa Tembang Tercantik" yang diusung Tri Utami (Rencana), grup Pahama dan Deddy Stanzah (Sepercik Air).
Baru tahun 90-an, grup PAS band meramu genre musik rock, funk hingga metal jadi rock alternatif. Demo musiknya ditolak label major. Lalu memilih jalur indie dan sukses. Kalau Slank yang bermusik pop-rock-blues dari yang berlabel beralih ke indie setelah ngetop.
Dari dua band indie itu sudah mulai terasa memperkaya musik kita.