“Sebenarnya pernah, masih, ada beberapa, tapi kadang gua instropeksi juga karena maksud gua gini.. Semuanya itu kan ada pilihan, ada tata caranya.
"Gue juga misalnya contoh gua syuting A, gue kan juga manusia, tim gue kan juga kadang suka nggak ngecek masuknya kapan.
"Itu tuh bener-bener harusnya kita punya tim yang emang harus intens ke situ karena TV itu pun sebenarnya sama aja. TV kan instansi tapi kan yang ngerjain juga oknum-oknum juga, artis juga oknum. Terkadang juga suka keselip,” ujar Raffi Ahmad menjelaskan.
Raffi Ahmad lantas mencoba memposisikan dirinya sebagai pihak stasiun TV yang memiliki banyak artis yang harus dibayarkannya.
Oleh karenanya, hal itu sangat memungkinkan apabila pihak stasiun TV sampai lupa melakukan pembayaran atau terlambat dalam membayarkan upahnya.
“TV kan juga harusnya ada banyak orang yang dibayar, gue mencoba melihat kalau jadi mereka,” ujarnya.
Sebab, Raffi Ahmad meyakini bahwa pihak TV tidak mungkin sampai tidak mau membayar, hanya saja para artis memang perlu memiliki tim yang dapat memeriksa hal itu setiap saat dan perlu menjaga komunikasi yang baik dengan mereka.
“Mereka mungkin mau bayar, makanya kitanya harus tempel terus.. dan misalnya bisa juga saat ini belum dibayar, mungkin ya 'next yaudah gue nggak usah masuk dulu ya sampai ini dibayar' misalnya.