PR CIREBON - Sebagaimana diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menerapkan PSBB secara ketat di Jakarta sejak 14 September lalu, dan akan berakhir pada tanggal 11 Oktober mendatang.
Meskipun penerapan PSBB ini terbukti mampu menekan laju penyebaran Covid-19 di Jakarta, namun, kebijakan pembatasan tersebut berdampak besar terhadap perekonomian dan perindustrian yang berjalan di Jakarta.
Hal itu, disampaikan oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, yang mengungkapkan bahwa kebijakan PSBB yang secara ketat di DKI Jakarta serta adanya perpanjangan PSBB di Jawa Barat dan Banten membuat kegiatan ekonomi masyarakat menjadi melambat.
Baca Juga: Tudingan Vanuatu Soal Kejahatan HAM Papua Terjawab, Mahfud: Silahkan Selidiki, Sesuai Fakta
Dikutip dari PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs RRI, Agus mengatakan , Kebijakan PSBB secara ketat yang ditetapkan pemerintah daerah khususnya di Jakarta berimbas besar terhadap produktivitas Industri manufaktur.
Hal tersebut, terlihat dari adanya angka penurunan Purchasing Managers Index (PMI) pada bulan September yang hampir empat poin, dari 50,8 pada bulan Agustus, menjadi 47,2.
Imbas dari pembatasan tersebut, akan sangat terasa terhadap nasional karena perputaran uang paling besar berada di kawasan Jabodetabek.
"Turunnya PMI September dibandingkan bulan sebelumnya disebabkan karena industri yang tadinya melakukan ekspansi menjadi bersikap wait and see dan lebih hati-hati,”tutur Agus dalam Keterangannya di Jakarta, Kamis 1 Oktober 2020.
Baca Juga: Butuh Tambahan Penghasilan saat Pandemi ? Simak 5 Pekerjaan Menambah Penghasilan di Rumah Aja
Hal tersebut, menurut Agus, berpengaruh pada rencana-rencana produksi dan peningkatan utilitasnya.