Erick Thohir Buka-bukaan, Sebut Jurus Andalan Agar Indonesia Terhindar dari Resesi Ekonomi

- 8 Agustus 2020, 13:33 WIB
Ilustrasi resesi ekonomi
Ilustrasi resesi ekonomi //Pixabay/Gerd Altmann

PR CIREBON - Indonesia melalui data Badan Pusat Statistik (BPS) sudah mengumumkan pertumbuhan ekonomi di Kuartal II Tahun 2020 mencapai minus 5,32 persen.

Namun rupanya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir baru membeberkan deretan jurus andalan agar Indonesia terhindar dari resesi ekonomi.

Erick Thohir yang juga ditunjuk Ketua Pelaksana Harian Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional ini mengatakan faktor yang paling penting adalah penyerapan anggaran harus dimaksimalkan.

Baca Juga: Ikuti Jejak Tri Rismaharini, Gubernur Khofifah Klaim Jatim Punya Total PHK Terendah di Pulau Jawa

"Anggaran harus dijalankan semua, saya minta bantuan pemerintah daerah juga. Karena dukungan pemerintah daerah bisa mendukung anggaran bisa dijalankan," ungkap Erick dalam video virtual yang diunggah dalam Youtube pada Sabtu, 08 Agustus 2020.

Lebih lanjut, Erick siap menangani rendahnya penyerapan anggaran menjadi sorotan Presiden Joko Widodo, dengan menggandeng lembaga pemeriksaan keuangan agar serapan anggaran bisa maksimal kembali.

"Bahkan Bapak (Jokowi) sudah meminta Kejaksaan, BPKP, BPK bukannya mengawal lagi bahkan mendorong. Jarang-jarang lho BPK, BPKP, Kejaksaan mendorong. Biasanya kan hanya mengawal, ini mendorong, karena kita inginkan serapan anggaran berjalan dengan baik," jelas Erick, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.

Baca Juga: Kucing di Inggris 'Pensiun' dari Pekerjaannya sebagai Penangkap Tikus untuk Diplomat

Adapun berkaitan dengan beragam program yang disiapkan mulai Bansos tunai hingga terkait UMKM, juga harus terus digenjot efektivitasnya, sehingga semua pihak bakal terlibat untuk melakukan perbaikan.

“Tidak mudah, kita sedang bekerja keras salah satunya tadi ya program-program yang bisa membantu seperti yang terbarukan tadi program daripada membantu subsidi yang bekerja. Dan UMKM supaya produktif dengan hibah ya. Ini salah satunya dan nilainya kan cukup besar ya yang satunya yaitu Rp33,1 triliun, untuk yang UMKM Rp28,8 triliun,” pungkas Erick.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x