SABACIREBON – Cuaca ekstrim menjelang pergantian tahun menimbulkan dampak buruk pada kehidupan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Bahkan penomena hadirnya cuaca ekstrim itu juga telah membawa kerugian di berbagai sektor ekonomi masyarakat.
Di Kabupaten Purwakarna, cuaca ekstrem menyebabkan puluhan ribu ekor ikan mati mendadak di Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Djuanda, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Akibatnya, pengelola KJA mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
“Sebagian ikan di KJA milik saya mati. Saya tidak tahu berapa jumlah pastinya, tapi kerugiannya sekitar Rp 400 juta,” kata salah seorang pemilik KJA, Nano, Selasa, 3 Januari 2023.
Dikutip dari pikiran-rakyat.com, kematian ikan-ikan tersebut terjadi di KJA yang berada di wilayah atau zona 5. Peristiwa itu diakui kerap terjadi pada peralihan musim kemarau ke hujan atau saat kondisi cuaca ekstrem seperti beberapa waktu terakhir ini.
Menurut Nano, fenomena kematian massal ikan saat ini tidak separah beberapa tahun yang lalu. Meskipun sudah sering terjadi, para pengelola KJA mengaku tidak memiliki cara untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem.
“(Kematian ikan) tidak bisa (dicegah), ini alami,” ujar Nano.
Ia menyebutkan ikan yang mati di tempatnya saat ini memasuki usia 1,5-2 bulan. Artinya, ikan-ikan itu sebentar lagi akan dipanen, tepatnya pada usia 2,5-3 bulan, tergantung persediaan pakan.