Indonesia Terancam Resesi Akibat Hadapi Pertumbuhan Ekonomi Sangat Berat hingga Mencapai Minus

- 16 Juni 2020, 19:51 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani /dok

PR CIREBON - Indonesia akan menghadapi ancaman resesi karena pertumbuhan ekonomi negatif diperkirakan akan terus berlanjut hingga kuartal III 2020.

Terlebih, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 mencapai -3,1 persen.

Adapun menurut Sri Mulyani, resesi akan dihadapi suatu negara bila pertumbuhan ekonominya mengalami kontraksi atau negatif selama dua triwulan berturut-turut.

Baca Juga: Bisa Hemat Anggaran hingga 200 Juta per Tahun, Kota Cirebon Rencanakan Tambah 200 Titik PJU

Selama ini, Sri Mulyani menggambarkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 sebesar 2,97 persen menunjukkan tendensi kinerja ekonomi Indonesia menuju skenario sangat berat.

Pasalnya, skenario sangat berat itu menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan mencapai -0,4 persen.

Seperti yang diberitakan Pikiran Rakyat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 sangat berat yang terlihat dari perlambatan kontraksi ekonomi di berbagai sektor, termasuk manuufaktur dan juga turut mempengaruhi pemasukan negara melalui pajak.

Baca Juga: Jutaan Orang Kehilangan Pekerjaan, Kasus Perdagangan Manusia di AS Meningkat Selama Pandemi

"Semua lembaga ekonomi memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan negatif pada triwulan II bahkan hingga -6 persen. Namun pemerintah memprediksikan bahwa pertumbuhannya berada di kisaran -3,1 persen," jelas Sri Mulyani.

Bahkan, Sri Mulyani mengatakan bahwa kondisi paling berat dari pertumbuhan ekonomi berada di bulan April dan Mei. Sedangkan, ekonomi mulai menunjukan geliat optimisme pada Juni 2020.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x