Untuk Membangun Hilirisasi Mineral, Ekspor Bauksit dan Timah akan Dihentikan Tahun ini

- 18 Mei 2022, 14:37 WIB
Arsip foto - Pekerja menata timah menjadi tupukan seberat sekitar 1000 kg di pabrik PT Timah (Persero) Tbk di Mentok, Bangka, Rabu (18/12/2013).Arsip foto - Pekerja menata timah menjadi tupukan seberat sekitar 1000 kg di pabrik PT Timah (Persero) Tbk di Mentok, Bangka, Rabu (18 Mei 2022
Arsip foto - Pekerja menata timah menjadi tupukan seberat sekitar 1000 kg di pabrik PT Timah (Persero) Tbk di Mentok, Bangka, Rabu (18/12/2013).Arsip foto - Pekerja menata timah menjadi tupukan seberat sekitar 1000 kg di pabrik PT Timah (Persero) Tbk di Mentok, Bangka, Rabu (18 Mei 2022 /

SABACIREBON- Pemerintah akan melarang ekspor bauksit dan timah tahun ini dalam upaya untuk bisa membangun hilirisasi mineral.

Hal tersebut dikatakan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

Bahlil menyebut larangan ekspor bauksit dan timah terebut merupakan interpretasi arahan Presiden Jokowi untuk membangun hilirisasi dan membangun industri berbasis energi baru terbarukan dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Potensi Kerugian Ekonomi akibat Penularan PMK di Bekasi Bisan Mencapai Rp263 Miliar per Tahun

"Kami dari Kementerian Investasi menterjemahkan dengan transformasi ekonomi lewat hilirisasi dengan pendekatan pengelolaan sumber daya alam. Nikel, kita setop. Bauksit sebentar lagi kita akan setop. Di 2022 bauksit kita setop dan di 2022 akhir kita akan juga akan setop ekspor timah," katanya.

Dihentikannya ekspor mineral diharapkan akan mendorong terjadinya hilirisasi yang memberikan nilai tambah maksimal bagi dalam negeri.

Ia menyebutkan larangan ekspor nikel yang diberlakukan pemerintah sudah terbukti justru meningkatkan ekspor produk turunan nikel yaitu stainless steel.

Baca Juga: Ini Empat Alasan Abdul Somad Dilarang Masuk Singapur

"Apa yg terjadi, di tahun 2022, ekspor kita untuk hasil nikel hanya 2 miliar dolar AS. Dan di 2022, ekspor hilirisasi dari stainless steel, itu sudah mencapai 20 miliar dolar AS," katanya.

Larangan ekspor komoditas tambang dan mineral juga dinilai memberi dampak positif terhadap neraca perdagangan, terutama dengan China.

"Bahkan sekarang defisit neraca perdagangan kita dengan China itu tidak lebih dari 2 miliar dolar AS. Di 2022, itu pasti akan terjadi surplus neraca perdagangan kita dengan China, kontribusi kita dari hilirisasi nikel," katanya.

Baca Juga: Hari-hari Pake Daster 2 Tahun Berakhir, Tantri dan Chua KotaK Rindu Hentakan Sound Menggelegar

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan keberanian pemerintah menghentikan ekspor bahan mentah tambang membuahkan dampak positif terhadap neraca perdagangan, sehingga kebijakan tersebut akan dilanjutkan.

“Keberanian kita men-setop itu (ekspor bahan mentah bijih nikel) hasilnya kelihatan. Oleh karena itu kita lanjutkan setop bauksit, tembaga, timah, dan lain-lain,” kata Presiden.

Baca Juga: Zelenskyy PidatoMelalui Video pada Pembukaan Festival Film Cannes ke-75

Pemerintah pun berencana melanjutkan kebijakan penghentian ekspor bahan mentah tambang untuk bauksit pada tahun 2022, dan selanjutnya tembaga, dan lainnya. ***

 

Editor: Uyun Achadiat

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x